Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Terbaru Virus Covid-19 Varian Delta, Harus Lebih Taat Prokes!

Kompas.com - 23/07/2021, 19:36 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lonjakan kasus pasien positif Covid-19 masih terus merajalela dengan adanya varian Delta.

Varian yang pertama kali diidentifikasi di India ini dikatakan jauh lebih berbahaya. Terbukti, sebagian besar kasus aktif di Indonesia belakangan ini merupakan dampak dari penyebaran virus dengan kode B.1.617.2 ini.

Para ahli mengatakan varian Delta memiliki kemampuan menular yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya.

Selain itu, gejala yang dirasakan oleh pasien juga jauh lebih berat termasuk hilangnya selera makan dan gangguan pendengaran.

Agar kita semakin awas dalam menjaga diri dan keluarga, ada baiknya memahami lima fakta penting terkait varian Delta Covid-19:

  • Penyebab utama kasus terbaru di Indonesia

Sebanyak 95 persen kasus Covid-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir disebabkan varian Delta. Data ini menunjukkan penyebaran virus ini sangat masif dibandingkan jenis lainnya.

"Jika dilihat dari data GISAID, selama 3 minggu terakhir lebih dari 95 persen merupakan varian delta dan sisanya adalah varian alfa dan varian lokal Indonesia," kata Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI Sugiyono Saputra, dikutip dari Instagram @lawancovid19_id.

  • Lebih menular 50 persen dibandingkan varian Alpha

Varian Delta lebih menular 50 persen dibandingkan varian Alpha. Padahal Alpha sendiri lebih menular 50 persen dibandingkan virus Covid-19 pertama yang ditemukan.

Risiko jauh lebih tinggi pada lingkungan tanpa penanganan Covid yang layak, seperti tidak memakai masker dan belum divaksinasi. Satu orang yang terinfeksi varian delta, rata-rata dapat menginfeksi 3,5 sampai 4 orang lainnya.

Baca juga: Covid-19 Varian Delta Makin Merajalela, Begini Caranya Lindungi Anak

  • Meningkatkan risiko kematian

Penyebaran varian delta yang jauh lebih cepat juga meningkatkan risiko kematian pasien. Hal ini ada kaitannya dengan jumlah pasien di rumah sakit yang meningkat sehingga beban sistem layanan rumah sakit bertambah.

Akibatnya, banyak yang tidak mendapatkan penanganan optimal dan berisiko pada nyawa pasien.

  • Orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko lebih tinggi

Riset awal di Skotlandia, diketahui bahwa orang yang tidak divaksinasi memiliki risiko dua kali lebih tinggi dirawat inap saat tertular varian Delta daripada yang belum divaksinasi.

Vaksin sangat dibutuhkan dalam mencegah penularan dan gejala yang ditimbulkan varian Delta. Sejumlah merk vaksin juga diklaim ampuh menangkah varian ini termasuk AstraZaneca dan Pfizer.

  • Protokol kesehatan masih paling ampuh

Penerapan protokol kesehatan yang baik masih menjadi cara paling ampuh untuk melindungi diri dari varian ini.

Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir masih harus kita praktikkan untuk menjaga kesehatan.

Selain itu, hindari kebiasaan menyentuh area wajah terutama mata, hidung, dan mulut jika tidak dibutuhkan.

Pastikan untuk menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas sampai situasi lebih baik.

Baca juga: Bisakah Covid-19 Varian Delta Menular Saat Berpapasan? Ini Kata Ahli

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com