Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memilih Respons Tepat atas Ekspresi Kedukaan Orang Lain, Caranya?

Kompas.com - 04/08/2021, 17:40 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menghadapi kenalan atau sahabat yang sedang berduka seringkali membingungkan bagi banyak orang.

Ada kekhawatiran, memberikan reaksi yang tidak tepat malah akan menyinggung perasaan yang bersangkutan.

Ketika seseorang sedang menangis, mencurahkan hati di media sosial maupun bermuram durja karena duka yang dialaminya, kita mungkin tak yakin soal apa yang harus dilakukan.

Baca juga: Ekpresikan Duka di Medsos Boleh Dilakukan, asal Sadar Risikonya

Ucapan atau sikap yang salah mungkin saja membuat orang lain makin terpuruk dalam kesedihan atau tersinggung.

Psikolog Lucia Peppy Novianti mengatakan, berempati adalah sikap terbaik yang bisa kita lakukan.

"Reaksi yang tepat ya secara teori yang tepat adalah empati, itu jelas," ujar dia dalam perbincangan dengan Kompas.com, Rabu (4/8/2021).

Respons manusia terbagi menjadi empati dan simpati. Jika simpati sepenuhnya melibatkan reaksi emosional, empati melibatkan proses nalar alias kognitif.

Baca juga: 6 Cara Sembuhkan Duka akibat Kehilangan Orang Tersayang

Dengan berempati, tambah Lucia, kita mencoba melihat dan memahami apa yang dipikirkan oleh orang yang sedang bersedih.

Persoalannya, empati dan simpati memiliki perbedaan yang amat tipis sehingga kadangkala kita salah bersikap menghadapi situasi yang spontan.

"Saran saya merespons kedukaan menggunakan perspektif atau kacamata orang yang sedang mengalami kedukaan itu," ujar dia.

Perempuan lulusan Universitas Gadjah Mada itu lalu memberikan contoh, ketika sahabat yang kehilangan orangtuanya sibuk mempersiapkan pemakaman terbaik.

Cobalah menawarkan bantuan, kata dia, alih-alih menyuruhkan beristirahat dan berdiam diri saja.

Baca juga: Tips Bagi Orangtua untuk Meluapkan Kesedihan di Depan Anak

Untuk orang yang berduka ini, empati yang disalurkan akan lebih bisa dirasakan apabila kita memahami cara dia menyalurkan kesedihannya.

"Contoh lainnya, apabila ada kerabat yang berduka dan menangis tak henti-henti, jangan menyuruhnya berhenti," kata dia.

Lebih baik, dampingi orang tersebut dan setelah tangisannya lebih tenang, tanyakan apa penyebabnya, dan kemungkinan dia bersedia berbagi perasaannya.

Seseorang membutuhkan ruang untuk menyalurkan emosi yang dirasakannya tanpa ditahan-tahan.

Hal ini untuk memastikan proses emosional yang kita jalani berlangsung sehat dan tidak malah menjadi beban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com