Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2021, 19:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebelum memulai perjalanan penurunan berat badan, seorang perempuan bernama Kaylin Lynn Gealy selalu berjuang untuk menemukan energi karena obesitas yang dialaminya.

Perempuan yang tinggal di Greenville, Carolina Selatan, Amerika Serikat ini pernah memiliki berat badan hingga 98 kilogram. 

Efek samping dari kelebihan berat badan yang dia alami adalah adanya masalah hipertensi dan kadar kolesterol tinggi.

Keadaan itu mengganggu kesehatan, dan bahkan aktivitasnya sehari-hari.

Baca juga: Wanita Ini Turunkan Bobot 27 Kg dengan Diet Noom, Tahu Caranya?

"Saya sering membatalkan rencana pergi atau acara karena saya mudah kelelahan dan membutuhkan lebih banyak tenaga untuk bergerak dalam waktu yang lama," kata Kaylin.

Namun, ketakutan akan masalah kesehatan itulah yang lalu menjadi motivasi bagi Kaylin untuk mulai mengubah gaya hidup ke arah yang lebih baik.

Motivasinya tersebut juga datang berkat tayangan di Youtube tentang bagaimana para perempuan memberikan kesaksian soal kehilangan berat badan yang berdampak positif bagi hidup mereka.

"Saya ingat pada 10 Mei 2018, saya akhirnya membawa pulang sebuah treadmill bekas yang gratis, dan dari situ saya berkomitmen untuk menurunkan berat badan," ujar Kaylin.

"Saya mulai menetapkan tujuan untuk berjalan di atas treadmill setiap hari, dan saya juga mengunggah latihan, angka penurunan berat badan, dan makanan ke Instagram," sambung dia.

Mengubah pola makan

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kaylin Gealy (@walkingandcounting)

Menurut Kaylin, mengubah pola makan menjadi tantangan terberat untuk menurunkan berat badan. Diet selalu menjadi trial and error bagi dia.

"Begitu saya menyadari bahwa mengurangi ukuran porsi tidak akan berkelanjutan bagi saya, saya membaca tentang puasa intermiten," ungkap Kaylin.

Dia pun mulai makan hanya antara jam 12.00-20.00, dan gaya ini ternyata bekerja dengan baik selama beberapa bulan pertama.

"Saat itu, saya masih bisa makan apa yang saya inginkan tetapi dalam waktu yang lebih singkat," sebut Kaylin.

"Namun setelah beberapa waktu, saya menyadari bahwa saya akan merasa lapar di pagi hari atau nanti di malam hari."

"Jadi saya mengubah program diet," lanjut Kaylin.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com