Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/08/2021, 19:49 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Indonesia kembali merayakan ulang tahun Ke-76 di tengah pandemi Covid-19. Meski terasa berat, namun harapan dan optimisme masyarakat akan berakhirnya pandemi ini cukup besar.

Hasil jejak pendapat Harian Kompas menyebutkan, 64 persen responden yakin bahwa krisis yang disebabkan Covid-19 pada akhirnya akan bisa diatasi pemerintah.

Sementara itu, Survei Nasional Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik di Masa Pandemi yang dilakukan Charta Politika menyebutkan, 51,4 persen responden berpendapat penanganan Covid-19 di sangat baik, sementara 45 persen mengatakan masih buruk.

Dari total responden 1.200 orang yang disurvei pada periode 12-20 Juli 2021 itu, 53,1 persen menyatakan percaya dengan data yang dirilis oleh pemerintah terkait Covid-19, sementara 43,3 persen lainnya menyatakan tidak percaya.

Baca juga: Pemerintah Yakin Kedatangan Vaksin Gotong Royong Sinopharm Akan Tambah Optimisme Masyarakat

Menurut Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI, dr.Siti Nadia Tarmizi, kepercayaan masyarakat itu tak lepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan dukungan dari berbagai elemen masyarakat.

“Salah satu contoh komitmen pemerintah adalah dalam meningkatkan upaya tes dan lacak. Selama sebulan terakhir, kita melihat adanya kenaikan tes dan lacak dari 50 ribu ke 200 ribu. Semua ini tercapai akibat dukungan semua pihak seperti lab-lab daerah yang sudah melakukan analisis PCR dan antigen,” kata Siti Nadia dalam keterangan pers.

Sementara itu, genom sequencing (metode deteksi varian virus corona untuk mengetahui penyebaran mutasi virus) juga saat ini sudah hampir 4000, padahal di bulan Maret-Desember 2020 baru 140.

Program vaksinasi sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus Covid-19 juga disambut antusias oleh masyarakat.

Baca juga: Sudah Divaksin tapi Sertifikat Vaksin Belum Muncul? Ini Solusinya

Bersedia Divaksin

Masih dari hasil riset Charta Politika, 72,4 persen responden menyatakan bersedia untuk menerima vaksin COVID-19 sementara hanya 23,9 persen yang tidak bersedia, dan sisanya tidak tahu.

“Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap vaksinasi, salah satunya melalui program edukasi yang terus menerus dilakukan,” katanya.

Sebuah studi yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, membuktikan bahwa vaksin mampu menurunkan risiko terinfeksi Covid-19, serta mengurangi perawatan dan kematian bagi tenaga kesehatan.

Studi ini dilakukan terhadap 71.455 tenaga kesehatan di DKI Jakarta meliputi perawat, bidan, dokter, teknisi, dan tenaga umum lainnya sepanjang periode Januari-Juni 2021.

Walau pun demikian, pemerintah masih memiliki PR besar terkait ketimpangan vaksin antardaerah.

Data Kementerian Kesehatan, hingga Kamis (12/8/2021), sebanyak 52,6 juta penduduk telah mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama, sedangkan yang telah mendapatkan suntikan dosis kedua baru 26,4 juta orang.

Keterlambatan vaksinasi di daerah tersebut disebabkan oleh keterbatasan pasokan vaksin.

Baca juga: Jangan Panik, Vaksin Tetap Efektif walau Terlambat Terima Dosis Kedua

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com