Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Optimisme, Stres, dan Coping Stress di Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 22/08/2021, 14:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Christine Hadinata dan Riana Sahrani

SUDAH satu tahun lebih masyarakat Indonesia dan dunia menghadapi krisis kesehatan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangani penyebaran pandemi tersebut.

Salah satu upaya pemerintah adalah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Namun, PPKM menyebabkan individu tidak dapat beraktivitas seperti biasa, sehingga menimbulkan masalah kesehatan psikologis pada individu, salah satunya adalah stres.

Berdasarkan International Journal of Environmental Research and Public Health tahun 2020, telah terjadi peningkatan stres selama pandemi yaitu dengan prevalensi stres sedang dan stres tinggi pada individu dibawah usia 25 tahun.

Baca juga: Generasi Sandwich Rentan Alami Masalah Kesehatan Mental, Ini Sebabnya

Selaras dengan hal tersebut, dilansir oleh Journal of Medical Internet Research tahun 2020, terdapat 86 persen stres yang diakibatkan karena penurunan interaksi sosial.

Namun tidak semua orang akan memiliki tingkat stres yang sama, hal ini dikarenakan banyak faktor yang dapat menimbulkan stres.

Perlu diperhatikan bahwa stres tidak dialami pada semua orang. Hal ini dapat disebabkan adanya perbedaan individu dalam menanggapi situasi stres.

Faktor kepribadian, misalnya trait optimistis versus pesimistis menjadi salah satu aspek yang perlu diperhatikan.

Menurut psikolog Amerika sekaligus peneliti tentang optimisme, yakni Charles S Carver, definisi optimistis adalah sejauh mana individu memiliki harapan positif terhadap masa depan mereka.

Baca juga: Orangtua Perlu Tanggap Kenali Ciri Anak Stres Selama Pandemi

Individu yang optimistis memiliki sumber penyelesaian masalah yaitu dengan cara pandang positif terhadap kondisi stres.

Individu yang optimistis juga memiliki tingkat kehidupan lebih baik dan memiliki sumber daya psikologis yang dapat membantu individu dalam mengatasi kesulitan.

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

Berdasarkan Journal Psychological Science tahun 2010 individu yang optimistis dapat menghadapi stres, serta dapat meningkatkan sistem imun tubuh dengan sikap tersebut.

Meningkatnya kekebalan tubuh tentunya menjadi sangat penting terutama di situasi pandemi ini, di mana dengan kekebalan tubuh yang baik dapat mengurangi risiko terinfeksi Covid-19.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Partono dan Rosada dalam Jurnal Studi Keislaman tahun 2020, yaitu ketika individu sedang mengalami stres maka tubuh akan mengeluarkan sejumlah hormon stres yang dapat mematikan imunitas tubuh yang disebut shutdown the immune system.

Baca juga: Kedukaan dan Pandemi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com