Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Banyak Waktu Luang yang Dibutuhkan agar Lebih Bahagia?

Kompas.com - 20/09/2021, 12:12 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber HuffPost

KOMPAS.com – Jadwal yang padat mungkin akan membuat kita kewalahan dan tidak bahagia. Kendati demikian, fakta membuktikan bahwa terlalu banyak waktu luang rupanya akan memberikan efek yang sama.

Hal itu dibuktikan dari survei terbaru yang menganalisa data dari dua survei besar terkait bagaimana orang Amerika menghabiskan waktu mereka.

Hasilnya, survei yang diikuti lebih dari 35.000 responden itu menemukan bahwa memiliki cukup banyak waktu luang memang lebih bahagia. Namun, waktu luang yang terlalu banyak justru menghasilkan dampak negatif.

Mereka yang hanya memiliki dua hingga tiga jam waktu luang per harinya rupanya memang merasa lebih bahagia dibanding yang hanya memiliki sedikit waktu luang.

Namun, mereka yang memiliki waktu luang sebanyak lima jam atau lebih umumnya mengatakan bahwa mereka merasa lebih buruk.

Baca juga: Nikmati Waktu Luang, Baik untuk Kesehatan Mental

Jadi, penemuan itu menyimpulkan bahwa waktu luang terbaik hanya sekitar dua sampai tiga jam saja per harinya.

“Memiliki waktu luang sempit memang buruk, namun terlalu banyak pun tidak lebih baik,” ujar Marissa Sharif, seorang asisten professor pemasaran di The Wharton School yang juga merupakan peneliti utama dalam penelitian tersebut.

Cara menghabiskan waktu luang sangat berpengaruh pada kebahagiaan

Tentu kebanyakan orang paham bahwa terlalu sibuk dapat mengakibatkan stres. Kendati demikian, penelitian ini bukan satu-satunya yang mempertanyakan apakah banyak waktu luang dapat membuat orang-orang bahagia atau tidak.

Bahkan, banyak peneliti mengatakan bahwa beberapa orang dewasa mengalami “retirement blues,” alias kesedihan akibat pensiun, yang bisa diakibatkan karena kurangnya stimulasi dan struktur kerja.

Karena itu, penelitian ini juga menganalisa bagaimana orang-orang menghabiskan waktu luang mereka dengan melakukan beberapa eksperimen daring kecil.

Baca juga: 7 Cara Mudah Sehat dan Bugar, Cocok untuk Kaum Mager

Salah satu dari eksperimen itu meminta agar partisipan membayangkan jika mereka memiliki waktu sekitar 3,5 hingga 7 jam per harinya. Lalu, mereka diminta untuk membayangkan menghabiskan waktu tersebut dengan melakukan hal "produktif" seperti olahraga atau melakukan aktivitas “non-produktif” layaknya menonton TV.

Para partisipan pun meyakini bahwa kesejahteraan mereka akan terganggu jika mereka memiliki banyak waktu luang di siang hari jika mereka menggunakannya secara tidak produktif.

Memang, percobaan itu bersifat hipotetis karena merupakan salah satu batasan penelitian baru. Namun, hasilnya sejalan dengan penelitian lain yang menunjukkan bahwa sesungguhnya sibuk baik bagi kesehatan mental seseorang.

Sharif pun menyimpulkan bahwa bagaimana seseorang menghabiskan waktu luang mereka akan berpengaruh bagi kesehatan mental, dan mengakhiri hari libur tanpa melakukan kegiatan produktif mungkin tidak sebaik yang kita kira.

Namun perlu diingat, kegiatan “produktif” bisa berbeda bagi setiap orang. Jika menonton drama Korea di waktu luang dapat meningkatkan kebahagiaan kita, maka lakukanlah.

Baca juga: Waspadai Risiko Penyakit akibat Doyan Minuman Manis dan Rebahan

Kegiatan yang kerap dianggap produktif dan bermanfaat pun bisa dilakukan dengan mudah dan menyenangkan. Misalnya, kardio ringan seperti berjalan kaki dapat membantu mengurangi stres.

Lalu, aktivitas lain seperti membaca, memasak, merajut, atau bermain game pun dapat membuat seseorang berada dalam state of flow.

“Jika seseorang yang biasanya sibuk pensiun atau meninggalkan pekerjaannya, penelitian yang kami lakukan meyarankan agar orang-orang ini menghabiskan waktu luangnya dengan suatu tujuan,” ujar Sharif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber HuffPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com