Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Pendarahan Otak, Kondisi Medis yang Dialami Tukul Arwana

Kompas.com - 24/09/2021, 15:02 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Komedian Tukul Arwana belum lama ini dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami pendarahan otak.

Pendarahan otak merupakan kondisi medis darurat yang dikategorikan sebagai suatu jenis stroke.

Hal ini terjadi karena pecahnya arteri di otak, sehingga menyebabkan pendarahan lokal di area sekitarnya.

Kondisi yang disebut juga dengan pendarahan intrakranial atau pendarahan intraserebral ini juga mematikan sel-sel otak penderitanya.

Baca juga: Tukul Arwana Dibawa ke Rumah Sakit, Sempat Tak Sadarkan Diri

Pendarahan otak bisa berakibat fatal sehingga perlu perawatan di rumah sakit sesegera mungkin.

Meski demikian, seseorang bisa saja pulih dari kondisi ini dengan perawatan yang tepat.

Namun ada risiko komplikasi jangka panjang yang mungkin dialami seperti epilepsi dan gangguan ingatan.

Pendarahan otak bisa terjadi di berbagai area berbeda organ terpenting itu. Misalnya saja di antara selaput dan otak, antara lapisan penutup otak dengan tengkoraknya atau selaput otaknya.

Ketika mengalaminya, darah yang terkumpul menjadi massa yang disebut hematoma dan terjadi pembengkakan.

Kondisi ini meningkatkan tekanan pada jaringan otak di dekatnya dan mengurangi aliran darah vital sehingga membunuh sel-selnya.

Penyebab pendarahan otak

Pendarahan otak bisa terjadi pada kita karena berbagai alasan.

Risiko kita mengalami kondisi medis darurat ini semakin tinggi apabila mengalami obesitas, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol tinggi.

Baca juga: Pendarahan Otak Tukul Arwana Tak Terkait Vaksin Covid-19

Selain itu, pendarahan otak juga bisa menjadi salah satu pertanda kita mengidap tumor otak.

Ada beberapa penyebab terjadinya pecahnya pembuluh darah di area otak, yakni:

  • Trauma kepala

Benturan atau cedera di bagian kepala menjadi penyebab paling umum pendarahan otak, khususnya bagi yang berusia di bawah 50 tahun.

Halaman:
Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com