KOMPAS.com - Rabies adalah penyakit infeksi virus yang menyerang sistem saraf pusat hewan mamalia.
Seseorang dapat tertular penyakit rabies dari hewan yang terinfeksi virus tersebut, kata dokter hewan Aulia Jasmine Maharani.
Ia mengatakan hal itu dalam acara bertajuk "Pentingnya Vaksin Rabies untuk Anjing Kesayangan Kamu" yang diadakan virtual Senin (27/9/2021).
Acara ini adalah bagian dari program "Vaksinasi Rabies Gratis" yang diadakan SmartHeart (PT Perfect Companion Indonesia), bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Kota Jakarta Barat.
"Data menunjukkan lebih dari 95 persen kasus rabies pada manusia disebabkan oleh gigitan anjing, dan lebih dari 40 persen kasus rabies terjadi pada anak."
"Kasus rabies pada anak banyak ditemukan, karena anak paling sering berinteraksi dengan hewan peliharaan, khususnya anjing," tambah dia.
Kendati kerap disebut "penyakit anjing gila", faktanya rabies juga dapat ditularkan dari hewan mamalia lain.
Aulia menerangkan, semua hewan mamalia --terutama hewan berdarah panas-- dapat tertular maupun menularkan rabies, seperti kelelawar, anjing, rakun, sigung, dan kucing.
Namun, beberapa hewan memiliki risiko yang lebih rendah untuk terkena penyakit ini.
"Hewan seperti kelinci, tikus, dan tupai tidak berarti aman dari rabies, tetapi kasus rabies jarang terjadi pada hewan-hewan tersebut," ujarnya.
"Selain itu hewan berdarah dingin seperti ular, burung, serangga, dan kura-kura jarang terkena rabies."
Rabies pada hewan peliharaan, kata Aulia, dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Rabies tenang
Anjing dan hewan lain yang mengalami rabies tenang akan menunjukkan tanda-tanda berikut:
2. Rabies ganas