Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/10/2021, 07:51 WIB
Intan Pitaloka,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker hati merupakan salah satu kanker yang paling mematikan di dunia. Di Indonesia, penyakit ini diderita oleh 21.392 orang pada tahun 2020 dan menjadi penyebab kematian karena kanker peringkat ke-4 di.

Menurut Dr. dr. Irsan Hasan, SpPD-KGEH, FINASIM, angka kematian yang tinggi terjadi karena pasien datang dengan stadium lanjut atau sudah berat.

Padahal, kemungkinan sembuh lebih besar jika kanker hati terdeteksi dan ditangani di stadium awal. Kebanyakan penderita kanker hati tidak menyadari bahwa mereka mengidap kanker ini.

Dijelaskan oleh Irsan, organ hati memiliki keunikan di mana di tengahnya tidak terdapat saraf, sehingga tidak ada rangsangan rasa nyeri. Saraf-saraf hanya ada di bagian permukaan luarnya yang disebut kapsul.

"Selama kapsulnya tidak terganggu, maka tidak akan terjadi keluhan apa-apa. Justru, jika terasa nyeri, malah mengkhawatirkan, berarti tumornya tidak kecil," ujarnya dalam acara diskusi virtual “Era Baru untuk Pasien Kanker Hati, Peran Deteksi Dini dan Terapi Inovatif Imunoterapi untuk Kesintasan Hidup Pasien," (28/9/2021).

Baca juga: Kecanduan Alkohol Meningkatkan Risiko Kanker Hati

Salah satu pasien kanker hati, Evy Rachmad juga pada awalnya tidak menyadari ada kanker dalam livernya.

Dia mengungkapkan, di tahun 2018 secara tidak sengaja ia melakukan pemeriksaan laboratorium karena ingin melakukan vaksin hepatitis.

Tak disangka, hasil pemeriksaan menyebut kadar Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) tinggi. Ia pun tidak bisa divaksin dan dirujuk untuk memeriksakan diri ke dokter spesialis.

"Dari pemeriksaan tersebut, saya divonis positif hepatitis C dan kanker hati tipe 2B," ujarnya.

Padahal, ketika itu ia merasa sangat sehat. 

"Sebetulnya pada saat itu saya tidak merasakan gejala apa-apa atau merasa sakit, bahkan saya pun masih bisa olahraga dan jalan-jalan ke luar kota maupun luar negeri," paparnya.

Kasus seperti Evy banyak ditemui, karenanya sangat disarankan agar kita secara rutin melakukan screening secara berkala untuk memastikan bahwa organ dalam kita dalam keadaan baik.

Baca juga: 6 Jenis Kanker Anak yang Paling Sering Terjadi

Pengobatan dan penanganan kanker hati

Irsan menjelaskan bahwa pengobatan kanker hati dulunya menerapkan terapi sistemik, yaitu dengan cara kemoterapi.

Saat ini berkembang perawatan kanker yang lebih efektif, yaitu terapi target dengan hasil lebih baik dan memberi harapan hidup lebih besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com