Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2021, 13:13 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Hipertensi adalah ketika tekanan darah terlalu tinggi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, tekanan darah ditulis dalam dua angka, yakni sistolik dan diastolik.

Sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung berkonstraksi atau berdenyut.

Sementara diastolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah saat jantung beristirahat di antara setiap denyut.

Hipertensi didiagnosis ketika pembacaan tekanan darah pada dua hari berbeda mencapai 140 mmHg untuk sistolik dan/atau 90 mmHg untuk diastolik.

Semakin tinggi tekanan darah seseorang, risiko kesehatan seperti penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke, juga akan meningkat.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), hipertensi biasanya berkembang seiring waktu. Kondisi ini bisa terjadi akibat gaya hidup tidak sehat, seperti kurang aktivitas fisik, atau kondisi kesehatan tertentu yang mendasarinya, termasuk diabetes dan obesitas.

Hipertensi juga mungkin terjadi selama periode kehamilan.

Baca juga: 7 Mitos Seputar Tekanan Darah Tinggi, Jangan Gampang Percaya

Gejala hipertensi

Hipertensi adalah silent killer. Maksudnya, kebanyakan orang tidak sadar karena tak mengalami gejala hipertensi yang jelas.UNSPLASH/MUFID MAJNUN Hipertensi adalah silent killer. Maksudnya, kebanyakan orang tidak sadar karena tak mengalami gejala hipertensi yang jelas.
Hipertensi adalah "silent killer". Maksudnya, kebanyakan orang tidak menyadarinya karena tak mengalami gejala hipertensi yang jelas.

Untuk itu, penting untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Namun, menurut WebMD, WHO, dan American Heart Association (AHA), jika tekanan darahnya sangat tinggi, beberapa gejala hipertensi berikut mungkin bisa muncul:

  • Sakit kepala parah, termasuk sakit kepala di pagi hari
  • Mimisan
  • Detak jantung tidak beraturan
  • Masalah pengelihatan

Pada kasus yang lebih parah, gejala hipertensi bisa mencakup:

  • Kelelahan atau kebingungan
  • Sakit dada
  • Mual dan muntah
  • Sulit bernapas
  • Kecemasan
  • Sulit tidur
  • Wajah memerah

Menurut AHA, wajah memerah terjadi ketika pembuluh darah di wajah melebar. Kondisi ini bisa terjadi secara tidak terduga atau pun sebagai respons terhadap pemicu tertentu, seperti paparan sinar matahari, cuaca dingin, makanan pedas, produk perawatan kulit, dan lainnya.

Meskipun wajah bisa memerah ketiak tekanan darah lebih tinggi daripada biasanya, namun tekanan darah tinggi atau hipertensi bukan penyebab wajah merah.

Beberapa orang merasakan gejala lain tersebut mungkin berkaitan dengan hipertensi, tetapi mungkin juga tidak.

Baca juga: 7 Jenis Buah untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Kapan hipertensi harus dapat pertolongan medis segera?

Jika merasakan gejala hipertensi, segeralah berkonsultasi ke dokter. Bisa jadi itu adalah tanda hipertensi atau masalah kesehatan lainnya.PEXELS/THIRDMAN Jika merasakan gejala hipertensi, segeralah berkonsultasi ke dokter. Bisa jadi itu adalah tanda hipertensi atau masalah kesehatan lainnya.
Pada kebanyakan kasus, hipertensi tidak menyebabkan sakit kepala atau mimisan, kecuali dalam kasus krisis atau keadaan darurat medis ketika tekanan darah mencapai 180/120 mm Hg atau lebih tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com