Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2021, 13:40 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kanker payudara merupakan tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel yang tumbuh tanpa terkendali sehingga menyebar diantara jaringan bagian tubuh manusia ini.

Dunia kesehatan sampai saat ini belum mengetahui secara pasti menyebab munculnya kanker payudara pada seseorang. Demikian pula dengan metode penyembuhannya yang masih belum optimal.

Data Globocan 2018 menunjukkan angka kematian akibat kanker payudara di Indonesia berada di peringkat kedua, di bawah kanker paru-paru. Data ini dikutip dari laman Yayasan Kanker Payudara Indonesia.

Oleh sebab itu, penerapan deteksi dini adalah cara terbaik untuk mendapatkan pengobatan optimal dan meningkatkan peluang kesembuhan.

Sayangnya, pemahaman soal deteksi dini maupun edukasi lainnya soal kanker payudara di Indonesia masih belum optimal. Pasalnya, banyak mitos tak berdasar bertebaran yang, sayangnya, dipercayai oleh sejumlah orang.

Baca juga: Bulan Kanker Payudara, Sudah Tahu Gejala Awal Kanker Ini?

Mitos kanker payudara yang tak berdasar

Mitos kanker payudara tak hanya berkembang di masyarakat Indonesia namun juga di seluruh dunia. Ketakutan soal penyakit mematikan ini membuat banyak informasi salah yang beredar luas tanpa terkendali.

Akibatnya, publik tidak bisa mengaplikasikan hal yang tepat khususnya dalam mengenali gejala kanker payudara. Hal ini bisa berdampak mematikan karena pasien terlambat ditangani dan mempengaruhi kualitas hidupnya.

Berikut adalah mitos kanker payudara yang masih banyak berkembang dan fakta sebenarnya yang harus dipahami, seperti dikutip dari nationalbreastcancer.org.

Benjolan di payudara menandakan adanya kanker

Kekhawatiran berlebih karena mitos ini membuat banyak orang enggan memeriksakan diri ke dokter jika menemukan benjolan di payudaranya.

Faktanya, hanya sebagian kecil dari benjolan payudara yang berubah menjadi kanker.

Meski demikian, kita dianjurkan berkonsultasi pada dokter segera jika menemukan adanya benjolan yang persisten atau perubahan jaringan pada payudara. Daripada sibuk menerka-nerka, bukanlah lebih baik jika menjalani pemeriksaan oleh ahlinya langsung.

Baca juga: Ahli Kembangkan Kecerdasan Buatan untuk Deteksi Kanker Payudara

Kanker payudara hanya terjadi pada wanita

Kanker payudara bisa dialami oleh pria maupun wanita tanpa terkecuali. Gejala kanker payudara pada pria umumnya berupa benjolan keras di bawah puting dan areola.

Bahkan, diperkirakan sekitar 2.190 pria akan terdiagnosis kanker payudara dan 410 akan meninggal setiap tahunnya. Angka kematian pada laki-laki juga lebih tinggi karena minimnya kesadaran akan penyakit tersebut.

Mammogram dapat membuat kanker payudara menyebar makin luas

Mammogram merupakan metode rontgen payudara terbaik untuk mendeteksi adanya kanker. Sayangnya, mitos yang beredar malah menyebutkan tindakan tersebut dapat memicu atau makin memperluas sel kanker.

Hal ini telah dibantah oleh sejumlah organisasi kesehatan terpercaya di seluruh dunia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com