Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2021, 11:49 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - YouTube mengeluarkan kebijakan tegas dengan memblokir seluruh konten yang berbau anti-vaksin.

Kebijakan tersebut termasuk menghapus konten yang menyebarkan informasi keliru terkait seluruh vaksin Covid-19 yang disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Video yang menggambarkan bahwa vaksin Covid-19 yang disetujui WHO berbahaya dan dapat memicu autisme, kanker, atau infertilitas akan dihilangkan dari platform besutan Google itu.

Kebijakan itu juga meliputi penghapusan akun atau kanal yang mempromosikan gerakan anti-vaksin.

Baca juga: Jennifer Aniston Tegas Putuskan Hubungan dengan Orang Antivaksin

Sebelumnya, YouTube menuai kritikan karena dinilai tidak mampu melawan informasi kesehatan palsu di platform tersebut.

Pada Juli lalu, Presiden AS Joe Biden menyatakan YouTube bertanggung jawab atas keraguan masyarakat untuk divaksin dengan tersebarnya informasi seputar vaksin Covid-19 yang tidak akurat. Biden juga meminta YouTube untuk mengatasi misinformasi tersebut.

YouTube mengatakan sudah menghapus sebanyak 130.000 video sejak tahun lalu.

Ketika itu, YouTube memblokir konten yang menyebarkan misinformasi tentang vaksin Covid-19.

Dalam sebuah unggahan blog, perusahaan itu memandang misinformasi seputar vaksin Covid-19 berubah menjadi informasi yang keliru terkait vaksin secara umum.

"Kami memperluas kebijakan misinformasi medis kami di YouTube dengan pedoman baru tentang vaksin yang saat ini disetujui dan dikonfirmasi aman dan efektif oleh otoritas kesehatan setempat dan WHO."

Baca juga: 5 Informasi Vaksin Covid-19 yang Tak Berdasar, Awas Termakan Hoaks!

YouTube juga menyatakan, testimoni individu soal vaksin, konten yang membahas kebijakan vaksin, uji coba vaksin baru, dan video yang menunjukkan keberhasilan atau kegagalan vaksin akan tetap ada di platform itu.

Langkah yang dilakukan YouTube mengikuti kebijakan Facebook yang dikeluarkan pada Februari lalu.

Ketika itu Facebook memblokir misinformasi dan klaim palsu yang menyebutkan vaksin Covid-19 tidak efektif dan dapat menyebabkan autisme.

Pada bulan Maret, Twitter mengumumkan akan memblokir pengguna yang kedapatan membagikan misinformasi vaksin Covid-19 secara berulang.

Baca juga: Waspadai Doomscrolling, Haus Informasi Hoaks di Internet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com