Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mendorong Anak agar Sukses dan Berprestasi dengan Cara Sehat

Kompas.com - 06/10/2021, 09:43 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orangtua seringkali menaruh harapan yang terlalu tinggi pada anak-anak mereka supaya dapat lebih berprestasi, khususnya dalam hal akademik.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat menafsirkan harapan ini sebagai tekanan. Dan tekanan tampaknya tidak akan membantu mereka berhasil.

Tekanan yang memaksa anak-anak untuk berprestasi justru dapat meningkatkan risiko stres, serta berdampak negatif pada kesehatan mereka.

Apalagi, jika orangtua lebih menghargai nilai dan prestasi daripada hal-hal seperti empati, kasih sayang, kebaikan, dan keterampilan sosial yang penting bagi perkembangan anak-anak.

Baca juga: 7 Tips Membesarkan Anak yang Bahagia agar Sukses dalam Hidup

Pentingnya nilai-nilai kebaikan

Para peneliti di Arizona State University mulai menyelidiki peran apa yang dimainkan sikap orangtua terhadap kesehatan psikologis dan kinerja akademik anak-anak.

Mereka meminta 506 siswa kelas enam untuk memberi peringkat tiga hal teratas dari enam daftar pilihan yang mereka yakini diinginkan oleh orangtua.

Tiga dari nilai-nilai itu berkaitan dengan kesuksesan pribadi seperti mendapatkan nilai bagus dan memiliki karier yang sukses di kemudian hari. Sementara tiga nilai lainnya berkaitan dengan kebaikan dan kesopanan terhadap orang lain.

Para peneliti kemudian membandingkan tanggapan ini dengan seberapa baik anak-anak melakukannya di sekolah, melihat nilai, dan laporan perilaku.

Hasil terbaik ditemukan di antara anak-anak yang percaya bahwa orangtua mereka menghargai kebaikan lebih dari pencapaian (akademis) pribadi.

Di sisi lain, anak-anak yang melihat orangtua lebih menekankan pada pencapaian dan nilai daripada bersikap baik kepada orang lain cenderung mengalami hasil negatif seperti depresi, kecemasan, harga diri yang lebih rendah, masalah perilaku, masalah belajar, dan nilai yang lebih rendah.

Ketika orangtua mendesak anak agar mencapai nilai tinggi melebihi sikap belas kasih dan kesopanan, hal itu menimbulkan stres, depresi, kecemasan, dan nilai yang lebih buruk yang dapat dilihat sejak anak-anak berada di kelas enam.

"Bahkan ketika hanya satu orangtua yang menekankan kinerja akademik, nilainya akan lebih buruk," kata rekan penulis studi sekaligus profesor psikologi di Arizona State University, Suniya Luthar, PhD.

Baca juga: Intip 7 Tips Membesarkan Anak yang Percaya Diri

Tips mendorong anak dengan cara sehat

Ilustrasi anak memberi sumbanganshutterstock Ilustrasi anak memberi sumbangan
Bagaimana anak-anak memandang nilai-nilai orangtua, memainkan peran penting dalam perkembangan mereka, terutama saat mereka mendekati masa remaja.

Anak-anak yang memasuki sekolah menengah mengalami banyak perubahan, mencari tahu siapa mereka, dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia di sekitar.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com