Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2021, 11:46 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sparkling water atau air soda kerap dianggap sebagai pengganti soda yang baik dan menyehatkan.

Kendati dapat menghidrasi tubuh, tetapi sparkling water tetaplah air berkarbonasi. Konsumsi minuman ini rupanya berdampak negatif pada kesehatan usus dan mengganggu sistem pencernaan.

Dr Caroline J. Cederquist, dokter medis bersertifikat dan pendiri bistroMD memaparkan, sparkling water merupakan air putih (H2O) yang diisi dengan desis dan gelembung karena ditambahkan gas karbon dioksida.

Karena memiliki gelembung gas alami, sebagian orang yang meminum air soda dapat mengalami kembung dan mengeluarkan gas secara berlebihan.

Walau begitu, sparkling water termasuk dalam cairan yang direkomendasikan CDC untuk menghidrasi tubuh.

Baca juga: Harganya Selangit, Kenali Manfaat dan Risiko Sparkling Water

"CDC merekomendasikan untuk memilih air botol, atau air soda daripada minuman manis seperti soda atau jus."

Mengonsumsi semua jenis air putih, baik yang mengandung maupun tidak mengandung gelembung gas dapat meningkatkan kadar hidrasi tubuh.

"Ini (air soda) bahkan bisa memperbaiki pencernaan dan sembelit lebih dari air keran, menurut penelitian yang dimuat dalam European Journal of Gastroenterology & Hepatology," tambah Cederquist.

"Menariknya lagi, sebuah studi di Dysphagia mengungkap air berkarbonasi dapat memperbaiki kemampuan menelan pada orang dewasa dan lansia."

Memicu gangguan pencernaan

Meskipun air soda tidak merusak perut, Cederquist mengatakan minuman itu dapat menyebabkan gejala pencernaan yang tidak menyenangkan.

Baca juga: Minuman Soda Diet Tidak Aman bagi Kesehatan, Benarkah?

"Karbonasi dapat memperburuk gejala pada orang yang mengelola gangguan pencernaan seperti refluks asam, penyakit iritasi usus, dan penyakit Crohn," sebutnya.

Selain itu, beberapa merek air berbuih mengandung pemanis buatan untuk meningkatkan rasa.

"Meskipun dampak pemanis buatan tidak diketahui dan kompleks, air soda dapat memicu ketidaknyamanan pencernaan dan perubahan mikrobioma usus."

Sebelum mengonsumsi sparkling water secara rutin, penting untuk berkonsultasi dengan ahli diet atau ahli medis.

Pasalnya, masalah usus dan perut yang ditimbulkan akibat mengonsumsi air soda bisa berbeda-beda pada tiap orang.

"Jika mengalami ketidaknyamanan setelah minum air soda, terutama jika mengelola masalah pencernaan, beralihlah ke air putih biasa atau membatasi asupan air soda mungkin merupakan ide baik," jelas Cederquist.

Baca juga: Cegah Dehidrasi, Perhatikan Jenis Cairan saat Olahraga


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com