Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciri Kepribadian yang Paling Pandai Mengekspresikan Emosinya

Kompas.com - 28/10/2021, 08:02 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cara kita menyampaikan emosi kepada orang lain juga berpengaruh pada kelancaran komunikasi, terutama untuk menghindari salah paham yang berujung pada pertengkaran.

Penyampaian emosi yang tepat juga berpengaruh pada cara kita memengaruhi orang lain.

Namun, menyampaikan emosi secara akurat kepada orang lain tidak semudah itu. Orang-orang dengan kepribadian terbuka dan aktif bergaul seperti ekstrovert misalnya, tak selalu akurat dalam mengekspresikan emosinya. 

Untuk mengetahui peran tipe kepribadian pada cara menyampaikan emosi, tim peneliti melakukan eksperimen dengan meminta partisipan studi untuk menyelesaikan rangkaian uji kepribadian yang komprehensif.

Baca juga: 4 Emosi Positif Paling Penting dan Manfaatnya

Rangkaian tes itu termasuk melihat ciri-ciri kepribadian seperti:

- Ekstraversi: minat terhadap alam luar dan fenomena sosial

- Neurotisisme: cenderung merespons sesuatu dengan emosi negatif

- Dominasi: cepat mengambil keputusan, suka memimpin dan menerima tantangan

- Impulsif: cenderung melakukan tindakan tanda memikirkan konsekuensi dari tindakan tersebut

Eksperimen ini mencoba mengukur seberapa baik seseorang dalam menyampaikan emosi kepada orang lain.

Menariknya, orang dengan kepribadian ekstrovert atau mereka yang aktif bersosialisasi tidak secara konsisten akurat dalam mengekspresikan emosi.

Sebaliknya, kemampuan menyampaikan emosi yang baik dikaitkan dengan kepribadian dominan dan eksibisionis, di mana tipe orang seperti ini senang dilihat orang lain dan menjadi pusat perhatian dalam situasi sosial.

Hasil eksperimen ini menegaskan, orang dengan tipe kepribadian tertentu mengasah keterampilan mereka dalam menyampaikan emosi kepada orang lain.

Baca juga: 3 Kesalahan Komunikasi yang Bisa Hancurkan Hubungan

Bukan hanya orang ekstrovert yang senang bergaul dengan orang lain, namun individu dominan dan eksibisionis pun ingin menjadi pusat perhatian.

Pada eksperimen yang kedua, peserta diminta untuk mengekspresikan emosi yang lebih kompleks seperti simpati, perasaan bangga, dan rayuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com