Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2021, 16:31 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari Pneumonia Sedunia diperingati setiap tanggal 12 November.

Pneumonia merupakan salah satu penyakit mematikan yang disebabkan oleh peradangan pada paru-paru.

Virus, bakteri maupun jamur bisa menyebabkan peradangan tersebut sehingga terjadi kekurangan oksigen di organ paru-paru.

Pneumonia juga rentan dialami oleh anak-anak maupun bayi serta bisa menyebabkan kematian. Pada berbagai kasus, bayi berusia kurang dari tiga minggu yang menderita pneumonia, biasanya mendapatkan infeksi yang ditularkan oleh sang ibu saat proses persalinan.

Risikonya menjadi lebih tinggi apabila anak tidak mendapatkan ASI, mengalami gizi buruk dan lahir prematur. Selain itu, lingkunga hunian yang padat dan kumuh dengan orangtua perokok juga bisa meningkatkan risiko pneumonia.

Baca juga: 8 Gejala Radang Paru-paru yang Pantang Disepelekan

Pentingnya mengenali gejala pneumonia pada anak

Pneumonia sebenarnya bisa dicegah dan diobati namun penanganannya sering terlambat karena minimnya pemahaman orangtua. Hal ini pula yang memicu tingginya risiko kematian akibat pneumonia pada anak.

Untuk mencegah anak dari kondisi terburuk, berikut adalah gejala pneumonia yang harus dikenali orangtua:

  • Batuk
  • Napas cepat
  • Demam
  • Lesu
  • Nafsu makan turun
  • Tarikan dada ke dalam
  • Lemah atau kesadaran menurun
  • Bibir atau lidah membiru

Dikutip dari artikel Kompas.com pada (12/04/2020), dr. Rendi Aji Prihaningtyas, dokter spesialis anak mengatakan diagnosis pneumonia sebenarnya cukup dilihat dari kondisi klinis anak.

Pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah keluhan anak, kondisi anak, dan pemeriksaan fisik oleh anak. Jika masih meragukan, pemeriksaan foto dada dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis dan meliat seberapa luas kelainan pada paru.

Tahap lanjutan pemeriksaan juga bisa dilakukan dengan metode pemeriksaan darah yang biasanya didapatkan peningkatan jumlah sel darah putih (leukosit). Selain itu, ada juga pemeriksaan mikrobiologik dengan memeriksa dahak untuk menemukan kuman penyebab pneumonia.

Baca juga: Pneumonia, Kenali Bahayanya bagi Anak-anak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com