Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dampak Buruk Saat Tubuh Kekurangan Asupan Serat

Kompas.com - 16/11/2021, 18:48 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Livestrong

KOMPAS.com - Saat ini banyak diet yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan tubuh hanya dengan protein dan lemak saja. Sementara, asupan serat sering kali dilupakan.

Padahal, melewatkan asupan serat dapat menyebabkan tubuh kita kehilangan banyak manfaat kesehatan.

"Serat yang kita dapatkan dari makanan utuh, buah-buahan, dan sayuran mengandung vitamin, mineral maupun antioksidan."

"Kandungan tersebut berguna untuk meningkatkan kesehatan, serta kesejahteraan tubuh," kata Amy Shapiro, pendiri Real Nutrition.

Berbagai jenis serat

Ada dua jenis serat yang berbeda dalam makanan utuh yakni serat larut dan tidak larut. Keduanya memiliki manfaat yang berbeda.

Serat larut menyerap air dan berubah menjadi zat seperti gel selama pencernaan, yang memperlambat segalanya dan membantu menjaga gula darah kita tetap stabil.

Baca juga: 6 Makanan Tinggi Serat untuk Kesehatan Usus dan Cegah Diabetes

Sedangkan serat yang tidak larut menambah jumlah besar pada tinja kita dan memudahkan makanan melewati lambung, serta usus.

Penting untuk dicatat bahwa serat yang kita dapatkan dari makanan olahan berbeda dan tidak memberikan manfaat yang sama.

"Makanan olahan yang tidak secara alami mengandung serat telah ditambahkan serat olahan. Industri makanan sering menyebut ini sebagai serat yang terisolasi."

Demikian penjelasan pendiri Nutrition Twins dan pencipta program Reboot Body selama 21 hari, Lyssie dan Tammy Lakatos kepada Live Strong.

Serat yang terisolasi sebenarnya dapat membuat kita merasa kenyang dan meningkatkan keteraturan.

Sayangnya, serat ini tidak menawarkan fitonutrien, antioksidan, dan senyawa anti-inflamasi yang dapat kita temukan dalam buah-buahan, sayuran, biji-bijian maupun kacang-kacangan.

"Serat olahan awalnya berasal dari makanan seperti jagung dan tebu, kemudian ditambahkan ke makanan seperti snack bar, pasta, roti, dan sereal manis," ungkap Lakatos bersaudara.

"Makanan utuh kaya serat secara alami dikemas dengan fitonutrien dan antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan dengan cara lain."

"Tetapi manfaat ini tidak ada ketika serat yang diisolasi ditambahkan ke makanan olahan," lanjut dia.

Faktanya, serat yang terisolasi dalam makanan olahan, terutama yang tidak kental seperti insulin, fructooligosaccharides, dan dekstrin gandum, tidak menurunkan kolesterol LDL jahat.

Bahkan, menurut sebuah studi dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics pada November 2016, jenis serat ini justru meningkatkan kontrol glikemik dibandingkan dengan serat dari makanan utuh.

Jadi, ketika memilih makanan berserat, pastikan semuanya utuh, bukan serat dari makanan olahan atau makanan kemasan.

Dampak-dampak kekurangan serat

Shapiro mengatakan, diet rendah serat bisa menimbulkan berbagai macam kondisi yang buruk bagi tubuh.

Nah, berikut ini terdapat beberapa dampak yang terjadi pada tubuh ketika kita kekurangan serat.

1. Gangguan pencernaan

Jika kita harus berusaha keras untuk buang air besar, itu mungkin pertanda bahwa kita tidak mendapatkan cukup serat dalam makanan sehari-hari.

Menurut Cleveland Clinic, kekurangan asupan makanan yang berserat tinggi dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit dan buang air besar jadi tidak lancar.

Halaman:
Sumber Livestrong
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com