KOMPAS.com - Memberikan hadiah bagi pasangan di momen spesial adalah hal yang romantis. begitu pula ketika Natal.
Tapi hal ini akan berubah menjadi bencana jika kita tidak mengkalkulasikan uang yang dikeluarkan saat membeli hadiah.
Banyak orang yang begitu mencintai pasangannya, rela merogoh kocek dalam agar orang yang dicintai bahagia.
Padahal, hadiah yang spesial dan bermakna tidak selalu dinilai dengan mahalnya harga.
Salah satu tujuan pemberian hadiah adalah untuk menjaga dan mempererat hubungan.
Asuka Komiya dkk. (2019) mengemukakan bahwa pemberian hadiah merupakan sinyal komitmen.
Sejumlah peneliti ini mengeksplorasi hubungan antara intensitas pemberian hadiah dengan tingkat perceraian di Amerika Serikat dan Jepang, serta menguji hipotesisnya.
Ketika meneliti intensitas pertukaran hadiah oleh pasangan di AS yang sudah menikah, ditemukan angka perceraian relatif tinggi.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kado Natal buat Kamu yang Masih Bingung Menentukan
Diketahui pula pasangan di AS lebih mungkin untuk memberi dan menerima hadiah daripada di Jepang, yang tingkat perceraiannya lebih rendah.
Dalam studi kedua, didapati pasangan di Jepang yang sudah menikah tetapi memiliki banyak kesempatan berhubungan, lebih mungkin untuk bertukar hadiah daripada yang tidak.
Berdasarkan data ini, Komiya dkk. meyakini, bertukar hadiah secara berkala bisa menjadi indikasi komitmen dalam pernikahan.
Lalu, bagaimana jika memberi hadiah sebelum menikah?
Mengutip sebuah penelitian, Komiya dkk menerangkan, pria dapat menunjukkan komitmen relasional dengan memberikan hadiah yang mahal tapi tidak berguna.
Namun, Komiya dkk tidak yakin memberikan hadiah yang mahal kepada pasangan bisa melanggengkan hubungan.
Biao Luo dkk. (2019) mengemukakan, kesesuaian di penerima hadiah memiliki dampak positif pada tingkat apresiasi oleh penerima hadiah.