Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Pesta Kembang Api Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Kompas.com - 31/12/2021, 07:30 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Perayaan tahun baru identik dengan pesta kembang api untuk memeriahkan suasana.

Namun tradisi ini rupanya bisa berdampak buruk bagi kita, khususnya jika memiliki riwayat gangguan kesehatan mental.

Dr. Jessica Stern, seorang psikolog klinis di New York, AS mengatakan kembang api memberikan dampak jangka panjang yang buruk bagi kondisi fisik maupun kesehatan mental.

Pesta kembang api merupakan pertunjukkan cahaya yang diwarnai ledakan dan suara menggelegar.

Aliran secara konstan tersebut yang berlangsung dalam durasi cukup lama selama perayaan tahun baru bisa mengganggu kesehatan kita.

"Kembang api dapat mengganggu kemampuan untuk tertidur atau tetap tertidur, terutama jika menyebabkan respons kejutan yang bertahan sedikit lebih lama," kata Stern, dikutip dari Insider.

Baca juga: Tips Sukses Memotret Pesta Kembang Api dengan Ponsel

Trauma yang disebabkan mendengar kembang api bisa membuat seseorang sangat waspada dan malah takut untuk tidur.

Kurang tidur yang disebabkan oleh kembang api kemudian dapat berdampak pada area lain dalam hidup kita.

Misalnya saja kemampuan untuk fokus, memori jangka pendek, dan sikap keseluruhan semuanya terkait dengan manfaat tidur berkualitas.

Pesta kembang api juga dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan membuat seseorang lebih cepat marah.

Kondisi ini kemudian berpengaruh suasana hati dan menyebabkan stres, lalu memicu kelelahan dan ketegangan, baik pada pikiran maupun tubuh.

Stres dan kegelisahan yang dirasakan akibat trauma pesta kembang api juga mampu melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Baca juga: 7 Kota di Indonesia dengan Perayaan Tahun Baru Paling Meriah

Tubuh tidak lagi mampu melawan penyakit secara optimal dan membuat kesehatan kita terganggu.

"Bagi individu yang menemukan bahwa kembang api berdampak pada tidur, kualitas tidur yang lebih buruk dapat berdampak pada banyak aspek kesehatan, seperti rasa lelah, ketegangan tubuh, dan sakit kepala," tambah Stern.

Penelitian tahun 2017 membuktikan, kurang tidur dapat meningkatkan risiko gangguan inflamasi, masalah pencernaan, dan penyakit umum lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com