Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/01/2022, 15:17 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Anxiety atau gangguan kecemasan yang sering dibicarakan belakangan ini rupanya bukan hanya bisa terjadi pada orang dewasa, tapi juga anak-anak.

Anxiety di usia kanak-kanak sebenarnya merupakan hal normal dalam masa perkembangannya, dan umumnya tidak menjadi masalah berkepanjangan.

Sebagai contoh, anak akan mengalami separation anxiety (gangguan kecemasan berpisah) dan menangis saat ditinggal ibunya di tempat penitipan anak.

Rasa takut dan cemas anak saat ada badai petir atau kegelapan pun normal bagi anak kecil.

Kendati demikian, jika rasa kecemasan anak mulai mengganggu hidupnya, terutama jika anak telah masuk ke sekolah, ini harus ditangani.

Biasanya, ada berbagai tanda jika seorang anak mengalami gangguan kecemasan, baik secara fisik maupun emosional.

Menurut Child Mind Institute, beberapa tanda itu di antaranya adalah rasa kekhawatiran dan menghindar dalam beberapa situasi.

Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan ini mungkin tidak ingin pergi ke sekolah dan lebih menyukai menghabiskan waktunya sendirian.

Mereka juga kerap mengalami sakit perut, berkeringat, jantung berdegup kencang, dan mual.

Mungkin, anak juga akan menempel pada kita dan selalu butuh kata-kata yang mencerminkan bahwa mereka disukai, aman, dan baik-baik saja.

Namun tetap saja gejala utamanya adalah kekhawatiran berlebihan. Misalnya, khawatir pergi ke sekolah atau khawatir teman-temannya tidak menyukainya.

Tak hanya itu, anak dengan gangguan kecemasan biasanya sulit berkonsentrasi di sekolah, membuat nilainya buruk.

Tak jarang, gangguan kecemasan juga dapat mengakibatkan situasi yang lebih serius seperti selalu khawatir akan terjadi sesuatu yang tragis pada keluarganya atau khawatir tentang situasi dunia saat ini.

Baca juga: 3 Cara Sederhana untuk Atasi Gangguan Kecemasan

Jangan hindari pemicunya

Jika gangguan kecemasan anak tidak ditangani, masalah bisa saja terjadi saat anak beranjak dewasa.

Untuk itu, orangtua perlu mengajari anak untuk menghadapi gangguan kecemasan sejak dini.

Halaman:
Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com