Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes Antigen Positif, Segera Isolasi Diri, Jangan Keluyuran

Kompas.com - 08/02/2022, 14:51 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan cerita dari salah seorang pemilik akun Facebook bernamaReza Fahd Adrian baru-baru ini membuat heboh jagat media sosial.

Pasalnya, dalam cerita itu Reza bercerita tentang bagaimana dia gagal menyeberang ke Pulau Bali karena dinyatakan positif Covid-19 usai menjalani tes antigen.

Yang mengejutkan, keadaan itu tak mengurungkan niat dia untuk berwisata, dan lantas memilih tujuan ke Malang dan Batu, sebagai pengganti Bali.

Dalam unggahan itu, dia bahkan memamerkan foto ketika tengah berbelanja di toko oleh-oleh, sambil menceritakan bagaimana gejala Omicron yang dirasakannya ringan-ringan saja.

Sontak unggahan Reza menuai kecaman. Bahkan, pihak kepolisian turun tangan menangani unggahan itu.

Baca juga: Buntut Pengunjung Positif Covid-19 Keluyuran, 30 Pegawai Toko Lai Lai Malang Dites Antigen

Berkaca dari kasus tersebut, walau keakuratan tes antigen masih mungkin meleset, akan sangat bijaksana untuk segera mengisolasi diri bila dinyatakan positif Covid-19.

Perlu diketahui bahwa tes antigen bekerja dengan mencari protein virus, daripada materi genetik virus.

Tes antigen kemudian mencari nukleokapsid atau protein N yang berlimpah dalam sel yang terinfeksi dan membentuk kapsul pelindung di sekitar materi genetik virus.

Tes antigen mengambil sampel seseorang di selembar kertas khusus yang berisi pagar antibodi yang dirancang untuk menangkap protein virus.

Jika cukup protein yang tersangkut di media itu maka garis warna yang dapat terlihat akan muncul.

Dalam hal ini tes antigen juga dapat menyatakan seseorang kembali positif terinfeksi Covid-19 walau sudah menjalani isoman selama lima hari.

Menurut para ahli, orang itu kemungkinan besar masih membawa viral load yang cukup tinggi dan masih bisa menulari orang lain.

“Setiap kali kita positif lewat tes antigen, itu berarti kita masih memiliki tingkat protein virus yang sangat tinggi," jelas Matthew Binnicker, Direktur Virologi Klinis di Mayo Clinic.

Baca juga: Apakah PCR dan Antigen Efektif Mendeteksi Varian Omicron?

Binnicker yang juga presiden Pan American Society for Clinical Virology menambahkan, sebagian besar ahli menafsirkan hal itu sebagai virus tingkat tinggi di hidung.

Antigen vs PCR

Di sisi lain, banyak orang sudah mengetahui bahwa tes PCR (Polymerase Chain Reaction) sangat sensitif dan mampu mendeteksi materi genetik virus.

Termasuk dapat mengambil virus mati, materi yang tidak mampu bereplikasi dan memberikan hasil positif selama berminggu-minggu setelah pemulihan.

Tetapi ahli virologi mengatakan, hal itu tidak mungkin terjadi untuk tes antigen.

Sebab tes antigen mendeteksi protein tertentu dalam virus dan hasilnya baru bisa diketahui dalam waktu 30 menit.

Pendapat lain juga disampaikan Kelly Wroblewski, Direktur Program Penyakit Menular pada Association of Oublic Health Laboratories.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com