Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kelam Lahirnya Hari Valentine, Tak Hanya Soal Kasih Sayang

Kompas.com - 12/02/2022, 14:30 WIB
Gading Perkasa,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebentar lagi kita akan merayakan hari Valentine yang dikenal sebagai perayaan kasih sayang. 

Pada hari itu, para pasangan kekasih akan memberikan hadiah dan tanda penghargaan kepada satu sama lain.

Mulai dari kartu ucapan yang ditulis tangan, cokelat berbentuk hati, hingga bunga mawar merah, semua itu merupakan hadiah wajib dalam perayaan hari Valentine.

Namun rupanya, ada sejarah kelam di balik Hari Valentine yang penuh cinta ini.

Sejarah Hari Valentine sebelum zaman modern

Kisah awal terkait hari Valentine disinyalir berasal dari liburan pagan Lupercalia.

Terjadi selama berabad-abad di pertengahan Februari, Lupercalia adalah liburan untuk merayakan kesuburan.

Pria akan menanggalkan semua pakaiannya dan mengorbankan seekor kambing dan anjing.

Baca juga: Sambut Valentine, Update Gaya Riasan dengan Kosmetik Terbaru Ini

Anak laki-laki muda kemudian akan mengambil potongan kulit dari hewan yang dikorbankan. 

Potongan kulit tersebut lalu dipakai untuk mencambuk wanita muda demi meningkatkan kesuburan.

Lupercalia sangat populer dan menjadi salah satu dari beberapa hari raya pagan yang masih dirayakan 150 tahun setelah kekristenan disahkan di Kekaisaran Romawi.

Ketika Paus Gelasius berkuasa pada akhir abad kelima, ia mengakhiri tradisi Lupercalia.

Setelah itu, gereja Katolik menyatakan 14 Februari sebagai hari pesta untuk merayakan Santo Valentine yang mati syahid.

Menurut Noel Lenski, sejarawan di University of Colorado di Boulder, Lupercalia "merupakan tradisi yang sangat populer, bahkan di lingkungan di mana orang-orang Kristen berusaha menutupi hal tersebut."

Dalam wawancara dengan NPR, Lenski berpendapat pesta perayaan Santo Valentine dibuat untuk menggantikan Lupercalia.

"Jadi ada alasan untuk berpikir orang Kristen mungkin berkata, kami sebut saja ini festival Kristen," sebut Lenski.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com