KOMPAS.com - Love bombing adalah perilaku manipulatif yang bisa dilakukan pasangan untuk menguasai kita.
Awalnya, love bombing membuat kita merasa begitu dicintai dan mendapatkan pasangan terbaik.
Baca juga: Arawinda Mengaku Kena Love Bombing, Kenali Tanda-tandanya sejak Awal
Kita dihujani cinta, perhatian dan hadiah sampai akhirnya benar-benar terlena.
Pelaku love bombing memanipulasi dengan memberikan semua validasi dan penegasan yang kita nantikan selama ini.
Namun hubungan "ideal" itu berubah menjadi sesuatu yang tidak terkendali sehingga kita akhirnya menjadi pribadi yang tergantung dan merasa wajib patuh dengannya.
Love bombing bisa dilakukan oleh semua orang, dengan tujuan yang berbeda-beda.
Jalinan asmara yang kita jalani berubah menjadi toxic relationship ketika pasangan berubah menjadi kasar, mengendalikan, manipulatif, atau kodependen.
Baca juga: 7 Langkah yang Diperlukan untuk Memperbaiki Toxic Relationship
Tindakan kasar yang dilakukan tak hanya kekerasan fisik namun akan membuat kita merasa bersalah sehingga harus bersedia berkorban dan memberikan perhatian yang sama.
Sayangnya, kita seringkali sulit mendeteksi perilaku love bombing saat sedang menjadi korbannya.
Perasaan bahagia yang kita rasakan begitu intens sehingga sulit untuk berpikir jernih.
Padahal, dikutip dari Insider, ada beberapa perilaku yang mencerminkan kita sedang menjadi korban love bombing.
Apa saja?
Kita semua menyukai pujian namun perlu bersikap hati-hari ketika pasangan memberikanya secara berlebihan.
Baca juga: Love Bombing, Taktik Melenakan Pasangan Seperti di The Tinder Swindler
Kyle Zrenchik, PhD, terapis keluarga dan pernikahan berlisensi di AS mengatakan pelaku love bombing melakukannya agar harga diri dan self value kita sangat terhubung dengan pendapatnya.