Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Daur Ulang, Jawaban Masalah Sampah di Lokasi Wisata

Kompas.com - 04/03/2022, 22:07 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com- Sampah menjadi masalah yang muncul ketika tren pariwisata di berbagai daerah di Indonesia meningkat.

Sejumlah wisatawan kerap meninggalkan sampahnya ketika berkunjung ke destinasi wisata.

Sampah yang ditinggalkan umumnya berupa kemasan makanan, botol minuman sampai puntung rokok berserakan di lokasi yang tentu berdampak pada kenyamanan dan lokasi.

Baca juga: Kurangi Sampah Makanan, Yuk Terapkan Pola Makan Berkelanjutan

Kepedulian yang rendah pada kebersihan dan masih minimnya fasilitas pendukung di lokasi wisata menjadi sejumlah faktor yang berperan.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) di tahun 2018, tingkat kepedulian masyarakat terkait pengelolaan sampah hanya mencapai 28 persen.

Alue Dohong, PhD. Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengatakan sampah berbahaya bagi kerusakan atmosfir yang akan memberikan dampak buruk pada kehidupan masyarakat.

"Kawasan wisata hendaknya menjadi salah satu ekosistem yang perlu diperhatikan upaya berkelanjutan dalam pengelolaan sampahnya," katanya dalam webinar, Selasa (01/03/2022).

Kali ini, industri daur ulang dilibatkan untuk berperan besar mengolah sampah di kawasan wisata agar menjadi produk yang bermanfaat.

"Bank Sampah dan pengepul sampah adalah ujung tombak dalam pengumpulan sampah, selain sebagai sarana pengumpulan sampah juga sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampahnya”, lanjut Alue.

Membangun Destinasti Wisata Super Prioritas yang Berkelanjutan Melalui Pengurangan Sampah Berwawasan LingkunganBidik layar webinar Membangun Destinasti Wisata Super Prioritas yang Berkelanjutan Melalui Pengurangan Sampah Berwawasan Lingkungan
Pemerintah berkolaborasi dengan Danone-Aqua menyelenggarakan inisiatif #BijakBerplastik di sejumlah lokasi wisata.

Lokasi yang terpilih antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Likupang dan Labuan Bajo, yang menjadi destinasi unggulan Indonesia.

Usaha ini melibatkan kerjasama dengan multi pihak sehingga dapat mengurangi sampah ke laut, meminimalkan emisi GRK, dan memberikan nilai tambah terhadap sampah tersebut.

Baca juga: Begini Langkah Mudah Menerapkan Gaya Hidup Minim Sampah

Gerakan ini termasuk melakukan proses pengumpulan sampah, penerimaan dan penyortiran, dan pada akhirnya diproses kembali enjadi botol plastik.

Danona-Aqua akan memberikan pendampingan untuk memastikan semua sampah terkumpul sehingga tidak ada yang terbuang ke lingkungan atau berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Karyanto Wibowo, Sustainable Development Director Danone Indonesia menjelaskan, tujuan utama yang disasar adalah meningkatkan jumlah plastik yang terkumpul di wilayah kawasan wisata tersebut.

Caranya dengan pengembangan Bank Sampah Induk dan juga Collection Center yang tersebar di lima wilayah pariwisata unggulan tersebut.

Baca juga: Tips Daur Ulang Sampah Belanja Online agar Jadi Ramah Lingkungan

“Setiap Kawasan Wisata tentu memerlukan pendampingan yang berbeda-beda sesuai dengan apa yang mereka butuhkan," jelasnya.

Selain itu, disampaikan pula jika edukasi kepada masyarakat luas masih sangat dibutuhkan khususnya dalam perilaku kebersihan ketika berkunjung ke kawasan wisata.

Tujuannya untuk pengelolaan sampah yang berkelanjutan sehingga sektor pariwisata di Indonesia bisa lebih baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com