Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suntikan Penurun Berat Badan Bantu Hilangkan 15 Persen Massa Tubuh

Kompas.com - 06/03/2022, 06:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber bgr

KOMPAS.com - Menurunkan berat badan hingga sesuai dengan indeks massa tubuh atau BMI yang ideal memang bukanlah suatu hal yang mudah untuk dicapai.

Namun, kini ada cara untuk menurunkan berat badan yang lebih efektif, selain mengubah pola hidup yang sehat, yakni dengan menggunakan suntikan penurun berat badan.

National Institute for Health and Care Excellence (NICE) telah merekomendasikan suntikan penurunan berat badan sebagai cara yang revolusioner dalam proses menurunkan berat badan.

Langkah tersebut dilakukan oleh NICE setelah suntikan penurunan berat badan terbukti berhasil menghilangkan BMI sekelompok responden hingga 15 persen selama uji coba.

Baca juga: Agar Terhindar dari Obesitas, Ketahui 5 Tips Menjaga Berat Badan

Sepertinya, dasar dari perawatan ini adalah untuk membuat pengguna merasa lebih kenyang, yang pada gilirannya juga membuat mereka makan lebih sedikit.

Membantu menurunkan berat badan

Suntikan penurun berat badan diketahui bekerja dengan meniru glukagon-like peptide 1 atau hormon yang dilepaskan tubuh setelah makan.

Ini juga disebut semaglutide dan menggunakan nama merek Wegovy.

Food and Drug Administration (FDA) sudah menyetujui suntikan itu tahun lalu, tetapi dewan regulasi di Inggris belum sepenuhnya menyetujuinya.

Kendati demikian -tentu saja, suntikan tersebut bisa memberikan pilihan yang baik bagi banyak orang yang sedang berjuang untuk menurunkan berat badan.

Meskipun kurangnya persetujuan, hasil uji coba dari metodei ini sejauh ini cukup menjanjikan.

Uji coba diadakan pada tahun 2021 yang melibatkan lebih dari 1900 orang dewasa dengan BMI di atas 30.

Uji coba tersebut pun dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan suntikan penurun berat badan, sementara kelompok kedua diberikan plasebo.

Baca juga: Bayam, Sayuran Ampuh untuk Menurunkan Berat Badan

Metode ini juga merupakan studi double-blind, yang berarti baik peserta maupun peneliti tidak tahu kelompok mana yang masuk.

Uji coba memakan waktu 68 minggu untuk diselesaikan. Selama waktu itu, para peserta menerima konseling setiap empat minggu.

Konseling dilakukan untuk membantu responden mempertahankan pola makan baru dan perubahan gaya hidup.

Halaman:
Sumber bgr
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com