Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Ayah adalah sosok yang paling disegani dalam suatu keluarga. Meskipun kerap dianggap menakutkan, nyatanya sifatnya itu sering disalahpahami.
Melansir Kompas.com, Prof. Irwanto, Ph.D, seorang psikolog, dalam talkshow bertajuk "Ayah Hebat di Balik Ibu Tangguh" pun mengungkapkan, "zaman berubah, tapi posisi ayah pada umumnya salah kaprah, karena ayah selalu dihubungkan dengan masa lalu."
Di Indonesia, anggapan bahwa ayah harus bekerja dan ibu mengurus anak masih sangat kental. Padahal, ayah juga memiliki peran penting.
Rahmat Hidayat, Co-Founder AyahAsi, dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk "Mematahkan Stigma Ayah dalam Keluarga" berkata bahwa hal ini disebabkan karena ayah sering kali digambarkan sebagai sosok yang menyeramkan.
Secara tak langsung, mereka jadi menjaga jarak dengan anak. Dari situlah gambaran sosok ayah yang kaku pun muncul.
Menurut Rahmat, seorang ayah kerap dilabeli sebagai sosok yang tak mampu mengurus anak dan melakukan pekerjaan rumah. Selain itu, sikapnya cenderung tegas, galak, dan kasar.
"Yang baik-baik cuma ke ibunya, yang galak-galak ke ayahnya," tambahnya sambil tertawa.
Namun, menurutnya, hal ini bisa terjadi karena laki-laki jarang diajarkan cara mengasuh anak yang baik dan benar. Mereka lebih sering mencontoh dari orangtua, teman, hingga lingkungan.
Baca juga: Melatih Anak Mengelola Emosi agar Tidak Mudah Tantrum
Dari situ, laki-laki menerapkan perilaku serupa yang orang lain ajarkan. Rahmat menambahkan, "Tumbuh kembang kita arahnya lebih ke luar rumah, bukan ke dalam rumah. Ada juga adat yang menjaga laki-laki, seperti tidak boleh cuci piring."
Menurutnya, stigma ini bisa dihapuskan kalau semua istri paham bahwa banyak laki-laki yang tak dipersiapkan sebagai seorang ayah. Mayoritas mereka hanya disiapkan sebagai suami.
Laki-laki kerap tak diberi kesempatan untuk belajar. Akhirnya, saat sudah memiliki anak, laki-laki pun tak siap.
Maka dari itu, agar seimbang, semua pasangan harus mampu saling mengajarkan, "Harusnya para istri juga paham posisi laki-laki banyak batasan sosialnya. Maka, yaudah deh kita belajar bareng-bareng yuk. Kan harusnya gitu dong, ya."
Dengan begitu, rumah tangga pun akan berjalan baik karena istri dan suami memiliki kesepahaman yang sama.
"Harusnya sih, tidak ada pembagian bad cop dan good cop gitu. Karena begitu jatuh pada aturan keluarga atau kesepakatan, maka harusnya suami dan istri punya satu kata yang sepakat."