Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/03/2022, 06:32 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahukah kamu bahwa satu dari empat orang dewasa rupanya tidak memenuhi syarat aktivitas fisik alias malas bergerak (mager)?

Padahal, gaya hidup yang biasa disebut sedentari itu sangat berkaitan dengan kesehatan yang buruk.

Bahkan, laporan Sedentary Behavior Research Network (SBRN) menyebutkan bahwa perilaku apapun di luar tidur, yang hanya menghabiskan energi kurang dari 1,5 ekuivalen metabolik, meningkatkan risiko kesehatan yang merugikan.

Misalnya saja, penambahan berat badan dan obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, dan peningkatan risiko berbagai penyebab kematian.

Gaya hidup sedentari ini umumnya ditandai dengan kurangnya aktivitas fisik dengan periode waktu lama, atau terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk duduk atau berbaring per harinya.

Padahal, tubuh kita tidak dibuat untuk tetap diam sepanjang hari lho.

Baca juga: Kerusakan Tulang Belakang hingga Maut, akibat Gaya Hidup Mager

Untuk membuktikannya, sebuah penelitian menunjukkan bahwa tidak aktif selama dua minggu (pada orang muda dan sehat) dapat menyebabkan beberapa efek kesehatan yang cukup signifikan, termasuk pengurangan massa otot dan perubahan metabolisme.

Jadi, usahakan agar kita tidak menghabiskan lebih dari 60 menit dengan diam tanpa melakukan sesuatu. Artinya, setiap diam selama 60 menit, cobalah aktivitas fisik selama 3 hingga 6 menit.

Tanda tubuh kurang bergerak

Jika masih tidak yakin apakah kebiasaan kita saat ini merupakan tanda-tanda kurang bergerak atau sedentari, berikut ada beberapa tanda utamanya.

1. Gagal memenuhi rekomendasi kesehatan global.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah kita hidup dengan gaya hidup sedentari adalah dengan mempertimbangkan pedoman baru Organisasi Kesehatan Dunia, WHO.

WHO menyarankan 150 hingga 300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu, atau 75 hingga 150 menit aktivitas aerobik intensitas kuat per minggu, ditambah dua hari latihan kekuatan.

Jika kita tidak mencapai salah satu dari saran itu, kemungkinan kita kurang bergerak.

2. Menghabiskan lebih dari setengah waktu bangun dengan tidak bergerak

Menurut ahli jantung preventif dan pendiri dari SRS Heart Center for Women's Prevention, Health and Wellness Suzanne Steinbaum, sebaiknya kita menghitung jumlah jam tidur, lalu menguranginya dari 24 jam.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com