Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Bahagia dalam Bekerja, Bolehkah Curhat kepada Atasan?

Kompas.com - 18/03/2022, 14:45 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Merasa tidak bahagia dalam bekerja adalah masalah yang dihadapi banyak orang. Bisa jadi, kita juga merasakan hal ini.

Ketidakbahagiaan dalam bekerja bisa memaksa kita untuk bertindak, seperti membicarakannya dengan atasan. Namun, apakah itu merupakan keputusan yang bijak?

Bukan perkara mudah mengungkapkan rasa frustasi terkait pekerjaan kepada atasan. Apalagi, atasan memiliki banyak persoalan yang harus dihadapi selain memikirkan karyawannya.

Bersikap terlalu jujur tentang ketidakbahagiaan kita bekerja bisa menjadi bumerang.

Tetapi di sisi lain, menceritakan kebenaran bisa menjadi titik balik dalam hubungan kita dengan atasan dan pekerjaan.

Seorang atasan yang baik adalah atasan yang mau mendengar keluhan dari karyawannya sebelum karyawan mengundurkan diri.

"Bukan hanya boleh memberitahu atasan kalau kita tidak bahagia dengan pekerjaan kita, ini lebih baik diungkapkan," kata Gorick Ng, penasihat karier di Harvard University.

Ia juga merupakan penulis "The Unspoken Rules: Secrets to Starting Your Career Off Right".

"Posisikan diri kita sebagai atasan. Apakah kita lebih senang karyawan datang kepada kita dengan menceritakan masalah mereka, atau menyembunyikan masalah dari kita dan berhenti tiba-tiba?"

"Kemungkinan, kita lebih senang mendapat kesempatan untuk memperbaiki masalah," imbuhnya.

Baca juga: Tips Menghadapi Atasan yang Tak Bisa Ditebak

Sebelum mengatakan kejujuran kepada atasan, kita harus memertimbangkan empat faktor penting ini, seperti dilansir laman The Huffington Post.

1. Apakah kita berada di perusahaan yang memungkinkan karyawan untuk berbagi masalah dengan atasan?

Membicarakan ketidakbahagiaan dapat menimbulkan kemarahan, frustrasi, dan kecemasan.

Jadi, cobalah memproses emosi tersebut di dalam diri sebelum kita mengungkapkan perasaan dengan sosok yang bertanggung jawab atas perkembangan kita di kantor.

"Jika kita berada di titik puncak, tarik napas sebelum membuat percakapan," terang Lawrese Brown, pendiri C-Track Training, perusahaan pendidikan tempat kerja.

Menurut Brown, jika kita berpikir terlalu intens, apa yang kita ucapkan kepada atasan bukanlah percakapan untuk mencari solusi, melainkan negosiasi akhir.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com