KOMPAS.com - Saat gejala batuk menyerang, istirahat merupakan cara ampuh untuk melawan infeksi.
Pakar kesehatan akan menyarankan untuk mengonsumsi obat-obatan dan banyak istirahat demi mempercepat proses penyembuhan.
Namun ironisnya, istirahat yang cukup sepertinya menjadi hal yang sulit untuk didapat ketika kita tengah sakit batuk.
Terlebih pada malam hari ketika tubuh membutuhkan waktu istirahat yang cukup, yang ada malah tenggorokan semakin terasa gatal dan batuk terasa lebih mengganggu daripada siang hari.
Di balik gejala tersebut, berikut sejumlah alasan mengapa kondisi batuk semakin parah ketika malam hari.
Baca juga: Makanan dan Minuman Terbaik untuk Redakan Gejala Batuk dan Pilek
Gravitasi menjadi penyebab utama batuk terasa lebih mengganggu di malam hari.
Ketika kita tidur berbaring, secara otomatis lendir akan berkumpul di bagian belakang tenggorokan akibat gaya gravitasi.
Kumpulan lendir tersebut dapat membuat tenggorokan terasa gatal hingga memicu batuk yang tak berkesudahan.
"Cara terbaik untuk mengatasi ini adalah melawan tarikan gravitasi, yaitu elevasi," kata Mitchell Blass, dokter penyakit menular yang berbasis di Georgia.
Posisi tidur yang efektif melawan gravitasi penyebab batuk adalah tidur dengan bantal yang menopang sedikit bagian kepala dapat membuat lendir untuk tidak berkumpul di tenggorokan.
Tingkat kelembapan udara yang rendah dapat memperparah hidung dan tenggorokan yang sedang iritasi.
Kondisi ini dapat meningkatkan frekuensi batuk seseorang.
Untuk mengatasinya kita dapat menggunakan pelembap udara yang mampu membuat napas lebih nyaman karena tidak menghirup udara kering.
Namun ketika memiliki pelembap udara, pastikan kebersihannya terjaga dengan baik.
Pelembap udara yang jarang dibersihkan, justru dapat menyebarkan kembali kuman dan debu ke udara, hingga efeknya memicu reaksi alergi dan masalah kesehatan lainnya.
Baca juga: Jangan Asal Pakai, Ini Perbedaan Humidifier, Diffuser, dan Purifier