KOMPAS.com - Fisura ani adalah robekan kecil pada jaringan tipis dan lembab (mukosa) yang melapisi anus.
Keluhan yang dikenal juga dengan nama fisura anus ini bisa menyebabkan rasa sakit, perih dan pendarahan ketika buang air besar (BAB).
Ketika mengalaminya, kita juga bisa mengalami kejang pada cincin otot di ujung anus alias sfingter anal.
Baca juga: 5 Cara untuk Cegah Sembelit yang Baik Dicoba
Fisura ani menyerang orang dari segala usia, termasuk bayi baik perempuan maupun laki-laki.
Namun orang dewasa yang berusia antara 20 dan 40 tahun cenderung lebih berisiko mengalaminya.
Di sisi lain, risiko fisura ani cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Penyakit fisura ani bisa terjadi karena berbagai sebab, termasuk pengaruh gaya hidup dan situasi medis tertentu.
Dikutip dari Web MD, fisura anus disebabkan oleh trauma atau cedera yang meregangkan saluran anus.
Umumnya, kondisi ini dipicu karena sembelit atau BAB tidak lancar, diare kronis dan berkelanjutan serta kebiasaan mengejan.
Baca juga: 7 Penyebab Fisura Ani, Robekan di Lapisan Anus yang Perlu Diwaspadai
Risiko fisura ani bagi perempuan juga bertambah karena ada yang mengalaminya ketika persalinan.
Proses mengejan saat bersalin yang berlebihan atau tidak tepat menyebabkan luka robek hingga ke bagian anus.
Selain itu, perilaku seks anal atau memasukkan sesuatu ke dalam anus yang dapat meregangkan kulit dan menyebabkan retakan juga bisa menjadi penyebab fisura ani.
Penyebab penyakit fisura anus yang kurang lazim namun juga terjadi antara lain penyakit Crohn atau penyakit radang usus lainnya, kanker dubur, HIV, tuberkulosis dan sipilis.
Fisura anus biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Namun gejalanya terasa sangat menyakitkan sehingga bisa mengganggu aktivitas kita sehari-hari.
Namun ada sejumlah gejala yang bisa kita kenali yang menandakan penyakit ini antara lain:
Baca juga: Bikin Buang Air Tak Nyaman, Cegah Wasir dengan 12 Makanan Berikut!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.