Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting, Jauhkan Anak dari Gadget Beberapa Jam Sebelum Tidur

Kompas.com - 31/03/2022, 18:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Berbagai jenis gadget, mulai dari komputer, ponsel, hingga televisi memang selalu menjadi benda-benda favorit, termasuk bagi.

Saking sukanya, tak jarang benda-benda ini sering “dimainkan” sebelum tidur.

Akibatnya, biasanya anak-anak akan bangun terlambat, kurang tidur, atau malah tidak tidur sama sekali.

Padahal bagi anak, tidur malam sangat penting, mengingat kegiatan dan tugas sekolah sudah membatasi waktu tidur mereka.

Jadi, jika pemakaian gawai menjadi berlebihan, mendapatkan tidur yang cukup pun makin sulit, hingga melahirkan berbagai risiko.

Baca juga: Sering Memakai Gadget, Waspadai Efek Paparan Blue Light ke Kulit

Namun demikian, jika pemakaiannya dibatasi hanya pada jam-jam tertentu, dan tidak diperbolehkan menggunakan gadget selama satu jam sebelum tidur, dampaknya akan sangat baik.

Salah satunya, anak pun bisa mendapatkan kualitas tidur yang meningkat drastis.

Nah berikut ini, ada tiga dampak negatif yang bisa dihindari jika membatasi penggunaan gadget pada anak.

  • Menurunkan produksi melatonin

Menurut Sleep Foundation, tubuh bekerja paling baik saat mengikuti ritme sirkadian.

Artinya, tubuh terjaga saat matahari terbit dan mulai merasa mengantuk saat matahari terbenam.

Rasa kantuk ini disebabkan oleh melatonin yang diproduksi setiap malam.

Namun, melatonin tidak dapat diproduksi dengan sukses jika otak dan tubuh percaya hari masih siang.

Baca juga: Anak Asyik dengan Gadget, Waspadai Bahaya Digital Eye Strain

Karena itu, produksi melatonin minimal akan tetap diproduksi saat tubuh berada dalam pancaran blue light (cahaya dari layar peralatan elektronik) yang dianggap mirip dengan sinar matahari.

Karena itu, dibutuhkan waktu lebih lama bagi tubuh untuk tertidur. Hasilnya, anak usia pra-remaja akan merasa gelisah ketika bangun di pagi harinya.

  • Menstimulasi otak anak

Harvard Medical School mengungkap, otak yang tumbuh dan berkembang akan terus-menerus membangun koneksi saraf.

Halaman:
Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com