Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pamer, Warga Shanghai Gantung Tas Belanja Brand Mewah di Pintu

Kompas.com - 23/04/2022, 08:27 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pamer kemewahaan agaknya memang sudah menjadi hal yang 'wajib' dilakukan masyarakat masa kini, dalam berbagai kondisi. 

Seperti yang dilakukan warga Shanghai yang kini tengah menjalani lockdown ketat untuk membatasi penyebaran Covid-19.

Para orang kaya di kota terbesar Republik Rakyat Tiongkok (RRC) itu kini punya cara baru untuk pamer, selain lewat media sosial.

Mereka melakukanya dengan memanfaatkan paper bag yang didapat dari belanja berbagai brand mewah seperti Chanel, Louis Vitton, dan Hermes.

Baca juga: Louis Vuitton Jadi Brand Mewah Paling Berharga di Tahun 2019

Dikutip dari Insider, beberapa minggu terakhir, banyak warga Shanghai yang menggantungkan tas belanjanya itu di di luar pintu apartemennya.

Menariknya, tas-tas kertas itu bukan hanya "hiasan," melainkan dijadikan wadah untuk menampung alat tes mandiri Covid-19 pemilik apartemen. 

Tas itu menjadi wadah alat yang nantinya akan dikumpulkan setiap harinya oleh petugas kesehatan guna meminimalisir kontak.

Sebenarnya mereka bisa saja menggunakan kantong plastik bekas biasa  untuk melakukan hal itu.

Namun, tetap saja tak sedikit yang memilih untuk menggunakan tas kertas mewah dari rumah mode ternama seperti Prada, Louis Vuitton, dan Hermes.

Agaknya, ini adalah cara mereka untuk melakukan recycle sisa kemasan barang mewahnya dengan cara lebih bergaya.

Kang Daniel pernah dihadiahi koleksi barang mewah dari penggemar.VIA KOREABOO Kang Daniel pernah dihadiahi koleksi barang mewah dari penggemar.
Ratusan foto terkait perilaku tersebut pun tersebar di media sosial milik China, Weibo, membuat banyak warganet melontarkan komentar kocak. 

Misalnya, berikut ini.

"Alat tes Covid itu sangat kecil lho, dan tas itu sangat besar. Apakah ada 20 orang yang tinggal di apartemen itu?" tulis seseorang pengguna Weibo.

Sementara itu, beberapa warganet berkomentar bahwa tren tersebut menjadi bukti bahwa penduduk Shanghai menjalani kehidupan yang berbeda dari orang-orang lainnya di China .

"Mereka berada di dunia mereka sendiri yang materialistis," tulis pengguna Weibo lainnya.

Baca juga: Tips Berburu Barang Branded Preloved

Sejak akhir Maret lalu, Shanghai memang melakukan lockdown ketat akibat adanya lonjakan kasus Covid-19.

Lockdown tersebut membuat amarah penduduk Shanghai pada pemerintah kota meningkat, dan mengklaim bahwa mereka telah kehabisan makanan dan kesabaran

Meski demikian, agaknya mereka belum kehabisan ide untuk lebih kreatif dan flexing kekayaannya, ya.

Baca juga: Flexing, Tren Pamer Harta demi Gengsi dan Status Sosial

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com