Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Efek Kelebihan Kafein dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 05/05/2022, 06:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjalani hari tanpa menyesap secangkir kopi atau teh terasa berat bagi sebagian orang.

Minuman tersebut sebenarnya mengandung kafein yang merupakan stimulan. Dengan kafein, kita menjadi lebih waspada dan terjaga.

Di balik manfaatnya untuk meningkatkan fokus, kafein dapat mengganggu kualitas tidur jika dikonsumsi pada sore hari atau pun berlebihan.

Baca juga: 5 Dampak Buruk Mencampur Kafein dengan Alkohol

Pasalnya, kafein bekerja dengan cara memblokir reseptor adenosin di otak yang memberi sinyal pada tubuh agar kita merasa mengantuk.

Berapa lama efek kafein bertahan?

Waktu paruh kafein --waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menghilangkan setengah dari jumlah kafein yang dikonsumsi-- adalah sekitar 3-6 jam.

Jika kita minum secangkir kopi dengan kadar kafein 96 miligram saat sarapan, sekitar 48 miligram kafein akan tersisa di sistem tubuh pada waktu makan siang.

Dibutuhkan sekitar 10 jam agar kafein di dalam tubuh sepenuhnya menghilang, kata Deborah Cohen, profesor di Department of Clinical and Preventive Nutrition Sciences di Rutgers University.

Singkatnya, jika kita menyesap secangkir kopi pada pukul delapan pagi, kafein akan tetap berada di aliran darah kita hingga pukul 18.00.

Sebuah studi kecil pada tahun 2013 menemukan, asupan kafein enam jam sebelum tidur bisa mengganggu tidur.

Demi memastikan tidur nyenyak di malam hari, tampaknya kita perlu menghindari kafein di sore hari.

Satu yang perlu digarisbawahi, setiap orang memetabolisme kafein secara berbeda. Berapa lama waktu yang kita butuhkan agar efek kafein menghilang dari tubuh mungkin tidak sama dengan orang lain.

"Karena tubuh kita unik dalam beberapa hal, kafein dapat memengaruhi kita semua pada intensitas yang berbeda," jelas Ilisa Nussbaum, ahli gizi klinis di Yale New Haven Hospital.

Baca juga: Konsumsi Kafein Berlebihan, Kenali Tanda-tandanya

"Usia, berat badan, frekuensi konsumsi, dan faktor genetik berperan terhadap cara seseorang memetabolisme kafein."

Kafein bagi ibu hamil dan menyusui

The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menyatakan, baik ibu hamil maupun menyusui dapat mengonsumsi hingga 200 mg kafein per hari.

Perlu dicatat, dalam masa kehamilan, tubuh memetabolisme kafein lebih lambat dibandingkan rata-rata orang dewasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com