Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali, 5 Jenis Pasangan Toxic yang Jarang Disadari

Kompas.com - 06/05/2022, 18:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Metro

KOMPAS.com - Saat dijebak oleh pasangan yang toxic kita akan dimanfaatkan, tidak didukung, bahkan direndahkan.

Itu adalah akibat dari keahlian "si beracun" yang membuat hubungan semakin turun, bukannya naik.

Walau pintar memperdayai kita sebagai korbannya, tidak semua pasangan toxic itu sama.

Karena ada lima jenis pasangan yang toxic yang mungkin jarang dikenali, seperti yang dikemukakan psikoterapis dan supervisor klinis, Cathy Press.

Baca juga: Trauma Masa Kecil Picu Toxic Relationship Johnny Depp dan Amber Heard

Jenis pasangan toxic dan cirinya

Lima jenis pasangan toxic yang dimaksud Cathy punya pengertian dan cirinya masing-masing.

Hal itu dibeberkan Cathy dalam bukunya berjudul "When Love Bites: A Young Person's Guide To Escape Harmful, Toxic, and Hurtful Relationship".

Untuk lebih jelasnya, simak yang berikut ini.

1. Charmer

Cathy mengibaratkan charmer adalah pasangan serigala berbulu domba alias akan berpura-pura tulus tapi punya motif terselubung.

Di awal hubungan, ia akan meyakinkan kita adalah pasangan yang luar biasa di matanya.

"Mereka (berpura-pura) menyukai Anda, ketika ia sebenarnya memikat Anda ke dalam rasa aman yang palsu," kata Cathy.

Ia mengatakan, charmer akan muncul kembali pada saat kita mempertanyakan caranya berperilaku atau ketika kita ingin putus.

Baca juga: Teman Berperilaku Toxic di Media Sosial, Perlukah Unfriend?

Biasanya charmer akan memperdayai kita dengan cara:

  • Menyogok dengan hadiah
  • Menunjukkan kasih sayang yang mencolok
  • Berbohong
  • Berjanji untuk tidak melakukan hal-hal yang menyakitkan lagi
  • Menangis.

Cathy menyampaikan, pasangan toxic satu ini juga akan meluluhkan hati kita dengan mengungkapkan banyak hal.

"Ia mungkin mengatakan bahwa Anda adalah yang ia cari, bahwa Anda istimewa, bahwa ia belum pernah bertemu orang seperti Anda sebelumnya," tambah Cathy.

2. Bully

Berbeda dengan charmer, bully akan bersikap dengan penuh kemarahan dan menebar ketakutan.

Ciri-ciri bully adalah:

  • Menggunakan serangan fisik atau ancaman
  • Menggunakan suara untuk mengintimidasi, baik dengan berteriak atau berbicara dengan nada mengancam
  • Mengancam
  • Merajuk

Cathy menerangkan, ancaman untuk menakuti digunakan si bully untuk membuat kita tidak punya pilihan.

Baca juga: Apa Hubungan Toxic Bisa Diperbaiki? Ini yang Harus Dipertimbangkan

Makanya kita cenderung mengikuti apa yang ia inginkan karena tahu ada konsekuensi bila tidak dituruti.

Dalam menjalankan aksinya, bully akan menunjukkan beberapa perilaku yang membuat pasangannya tidak nyaman.

Seperti, meretakkan tulang sendi jari, mengetuk kaki atau jari, mengertakkan gigi, melotot, memberi tatapan jahat, dan senyuman licik.

Tidak mengherankan bila bully kemudian memberi hukuman kepada pasangan jika melakukan sesuatu yang dianggapnya salah.

"Ia seringkali percaya bahwa dirinya pasangan yang dominan dan pasangannya lebih lemah, tidak peduli jenis kelaminnya," ungkap Cathy.

3. Mindmixer

Pasangan toxic jenis ini dikatakan Cathy sebagai karakter yang memainkan pikiran kita.

Trik itu digunakan mindmixer supaya kita sulit memahami apa yang terjadi.

Ia menyampaikan, mindmixer akan mengikis rasa pede dan cara berpikir pasangannya.

Bila sampai terjebak dengan pasangan yang demikian kita akan dibuat hancur sampai kurang pede untuk memercayai diri sendiri.

Pasangan mindmixer dapat diketahui dari beberapa ciri, yakni:

  • Menertawakan kita
  • Mempermalukan kita di depan orang lain
  • Merendahkan
  • Membandingkan pasangannya dengan orang lain
  • Gaslighting
  • Manipulasi untuk merendahkan harga diri
  • Menganggap pasangannya terlau sensitif
  • Menyalahkan kita padahal ia yang salah
  • Menyimpan rahasia

Cathy menjelaskan, mindmixer akan melontarkan kata-kata supaya kita merasa luar biasa.

Baca juga: Toxic Fandom, Kala Idola Jadi Segalanya yang Dibela Mati-matian...

Tapi, ketika waktunya sudah tepat ia akan menjatuhkan dan "menelanjangi" rasa pede pasangannya.

"Ia memfokuskan pelecehan pada pribadi. Setelah beberapa waktu, ini bisa meningkat ke titik di mana Anda mulai mempercayainya lebih dari diri Anda sendiri," tuturnya.

Halaman:
Sumber Metro
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com