Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gadis 24 Tahun Terima Transplantasi, Pasca-serangan Jantung di Umur 14

Kompas.com - 20/05/2022, 10:00 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kehidupan tidak berjalan mudah bagi Jaelyn Kinchelow, wanita asal Avon, Indiana, Amerika Serikat.

Pada usia yang masih belia, ia sudah menderita serangan jantung. Kondisi ini dialami Kinchelow ketika berusia 14 tahun.

Hampir satu dekade lalu, saat dia sedang berolahraga lari di sekolahnya, serangan jantung terjadi. Saat itu, dia merasakan sesak di bagian dada.

"Semua yang bisa saya ingat adalah diri saya melambat karena saya tidak dapat terus berlari," ujar Kinchelow kepada Good Morning America.

Baca juga: MU Kalah Lagi, Waspadai Risiko Terkena Serangan Jantung

"Tidak lama kemudian, kaki saya lemas dan saya pingsan."

Kinchelow diangkut dengan ambulans ke rumah sakit setempat. Setibanya di rumah sakit, dokter mendiagnosis gadis itu menderita serangan jantung.

Ia pun langsung menjalani operasi jantung terbuka.

Ahli bedah memperbaiki dinding arteri koroner yang koyak menggunakan pembuluh vena dari kaki Kinchelow, tetapi masih ada kerusakan permanen pada jantungnya.

"Setelah operasi, jantung saya hanya berfungsi sekitar lima persen. Mereka menempatkan saya di mesin ECMO," kata Kinchelow mengisahkan.

Mesin ECMO atau mesin extracorporeal membrane oxygenation berfungsi untuk membersihkan karbon dioksida dari darah dan mengirimkan kembali darah dengan oksigen ke tubuh.

"Mereka tidak mengira saya akan bertahan, sehingga mereka melakukan segala upaya untuk membuat saya tetap hidup."

Baca juga: Perlu Tahu, Hubungan Depresi, Serangan Jantung, dan Olahraga

Setelah menghabiskan hampir satu bulan di rumah sakit, termasuk delapan hari dalam keadaan koma, Kinchelow diperbolehkan pulang.

Dia kembali bersekolah, ikut serta dalam pertunjukan paduan suara dan sepatu roda, dan hingga kini memeroleh gelar sarjana.

Mimpinya saat itu adalah menjadi seorang perawat, seperti para perawat di rumah sakit yang pernah membantu menyelamatkan hidupnya.

Namun, di awal semester akhir sekolah keperawatan, Kinchelow mengaku kembali sesak napas.

"Saya tidak bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Saya terlalu lelah untuk menaiki tangga," ujar dia.

"Saya pergi ke rumah sakit dan menghabiskan tiga minggu di rumah sakit pada bulan Januari, dan mereka memutuskan saya harus masuk daftar transplantasi."

Kinchelow dirawat di Riley Hospital for Children di Indianapolis pada pertengahan Januari lalu.

Baca juga: Rutin Makan Alpukat Kurangi Risiko Serangan Jantung

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com