Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Pentingnya Cuti, yang Selalu Diwajibkan Achmad Yurianto

Kompas.com - Diperbarui 23/05/2022, 11:38 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Kepergian Achmad Yurianto menyisakan berbagai kisah positif yang dia lakukan kepada orang sekitarnya.

Ia disebut sangat berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam berbagai tugasnya.

Selain itu, mantan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 itu dinilai sebagai atasan yang sangat bijaksana sekaligus memperhatikan kondisi stafnya.

Termasuk kerap berpesan kepada para bawahannya untuk selalu mengambil cuti dari pekerjaan agar bisa beristirahat.

Baca juga: Mengenal Kanker Usur Besar yang Sempat Diidap Mendiang Achmad Yurianto

Hal ini diketahui dari cuitan salah satu pengguna Twitter ketika kabar berpulangnya Achmad Yurianto merebak.

Cuitan netizen soal sosok Achmad Yurianto sebagai atasan yang perhatian di kantorRepro bidik layar via Twitter Cuitan netizen soal sosok Achmad Yurianto sebagai atasan yang perhatian di kantor
Atasan yang mewajibkan stafnya untuk mengambil cuti tergolong jarang ditemukan di dunia kerja.

Sering kali, kita kesulitan mendapatkan izin cuti dan harus tetap dibebani dengan pekerjaan pada hari libur.

Padahal, cuti sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental kita.

Baca juga: Mengapa Pekerja Perempuan Butuh Cuti Haid?

Pentingnya cuti dari pekerjaan untuk kesehatan

Studi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diterbitkan dalam jurnal Environmental International pada Mei 2021 menemukan, jam kerja yang panjang dikaitkan dengan sekitar 745.000 kematian dalam setahun.

Penyebabnya adalah stroke dan penyakit jantung iskemik, yang jumlah kematiannya juga naik 29 persen sejak tahun 2000 karena bekerja terlalu keras.

Terlalu banyak bekerja dan stres kronis juga dapat menyebabkan masalah kesehatan yang kurang mematikan, tetapi masih sangat mengganggu.

ilustrasi bersantaitataks ilustrasi bersantai
“Banyak orang memiliki kekhawatiran dengan sakit kepala atau sakit punggung terkait stres atau duduk di depan komputer sepanjang hari,” kata Rachel Goldman, PhD, psikolog klinis yang berbasis di New York.

“Stres benar-benar dapat memperburuk dan terkait dengan banyak kondisi kesehatan.” tambahnya, yang juga asisten profesor klinis di departemen psikiatri NYU Grossman School of Medicine.

Diingatkan pula bahwa berlibur setahun sekali tidak bisa menggantikan manfaat cuti sesaat atau akhir pekan yang damai tanpa pekerjaan.

Mengambil cuti secara berkala dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi stres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com