KOMPAS.com - Masalah ego dapat menjadi penyebab kehancuran hubungan percintaan.
Perselisihan, pertengkaran, dan rasa ingin menang sendiri selalu ada pada pasangan dengan ego yang tinggi.
Pada dasarnya, ego ada dalam diri setiap manusia dan bukanlah sesuatu yang buruk. Ego berfungsi untuk melindungi dan menjaga kita dari rasa sakit.
Namun ego yang mendominasi dalam suatu hubungan membuat kita hanya berfokus melindungi identitas kita.
Cara ini menyebabkan kita menjauh dari pasangan yang kita cintai, karena kita memandang mereka sebagai sosok yang bersalah.
Baca juga: Bagaimana Menghilangkan Ego dalam Hubungan?
"Ketika ego mengambil alih, kebanyakan dari kita masuk dalam mekanisme koping semasa kanak-kanak. Mekanisme itu tidak lagi bisa membantu kita," ujar psikolog Nicole LePera.
"Demi menyingkirkan ego, kita harus bernapas perlahan-lahan. Kita harus belajar untuk tidak menjadi defensif atau reaktif terhadap emosi kita."
LePera mencatat, ego dalam suatu hubungan meliputi:
Membiarkan ego mengambil alih dalam sebuah hubungan bentuknya adalah keinginan memenangkan argumen. Kita membutuhkan fakta untuk membuktikan orang lain bersalah.
Kita menemukan hubungan dari masalah yang saat ini dihadapi dengan apa yang terjadi di masa lalu, kemudian kita mengungkit masa lalu.
Tindakan kita dilakukan karena dorongan hati ketika ego mengambil alih. Hal ini akan membuat kita merasa buruk nantinya.
Ego membuat kita memasuki mekanisme koping masa kanak-kanak, dengan menutup diri, menghindar, membela diri, dan menunjukkan perilaku manipulatif.
Karena kita mengejar kemenangan, kita tidak tertarik untuk menemukan kesamaan atau solusi akan masalah yang dihadapi.
Baca juga: Seperti Aming, Kehadiran Alter Ego Pengaruhi Psikologis Seseorang
"Ini menjauhkan kita dari kemampuan untuk terhubung dengan orang yang kita cintai," tulis LePera.
"Sebaliknya, kita ingin memposisikan mereka sebagai penjahat, atau membuktikan diri kita benar."
Ketika ego menguasai diri kita, kita hanya berpegang pada perspektif kita tanpa terbuka untuk sudut pandang lain.
Kita menganggap ketidaksepakatan sebagai serangan pribadi dan membawa argumen ke ranah pribadi untuk menyerang orang lain.
Ego akan mengaktifkan sistem saraf dan membuat tubuh kita merespons dengan lari, melawan, atau diam.