Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai, Dampak Buruk "Friends with Benefit" bagi Kesehatan Mental

Kompas.com - 14/06/2022, 19:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Konsep hubungan Friends With Benefit (FWB) disukai anak muda kekinian karena dianggap tidak mengikat.

Kedua belah pihak bisa mendapatkan kesenangannya masing-masing tanpa terbebani kewajiban emosional bagi pasangannya.

Kebanyakan melibatkan aktivitas seksual dalam hubungan tersebut meskipun tidak berlaku sama untuk semua orang.

Baca juga: Makna Friends With Benefit (FWB), Apakah Cocok untuk Kita?

Penelitian tahun 2011 menyebutkan FWB sebagai satu dari empat jenis relasi seksual kasual termasuk one night stand, booty call, dan fuck buddies.

Perbedaannya, FWB melibatkan aktivitas paling mendalam di antara hubungan seksual biasa, di mana pasangan awalnya adalah teman, dan kemudian menambahkan bonus keintiman.

Seperti normalnya hubungan asmara, FWB melibatkan perhatian yang signifikan tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk pasangan.

Dampak buruk jalani FWB bagi kesehatan mental

Sekilas, menjalani FWB terdengar menyenangkan apalagi jika kita belum ingin menjalani hubungan serius.

Namun konsep hubungan tanpa ikatan ini bisa memberikan dampak negatif pada kesehatan mental maupun emosional kita.

Friend With Benefits adalah pengalaman menengah, tidak stabil dan relatif singkat meskipun bisa saja berjalan bertahun-tahun.

Baca juga: Apa Hubungan Toxic Bisa Diperbaiki? Ini yang Harus Dipertimbangkan

Riset tahun 2020 membuktikan, sepertiga dari pelaku FWB menyatakan hubungannya tidak bertahan pada tahun pertama.

Mayoritas dari mereka yang bertahan pada tahun pertama kemudian berubah menjadi teman biasa dan mayoritas dari mereka yang ingin beralih ke hubungan romantis tidak melakukannya.

Konsep FWB melibatkan kedekatan emosional, tetapi bukan ikatan kuat yang menjadi ciri hubungan romantis.

Kedekatan ini sering menimbulkan, setidaknya dalam satu pasangan, keinginan untuk meningkatkan hubungan menjadi hubungan yang romantis.

Keinginan itu tentunya mengubah konsep FWB dan merusak keunggulannya, yang menjadi alasan awal kita menjalaninya.

Keintiman sangat penting untuk pernikahan yang sehat dan menjadi bagian dari tips pernikahan yang bahagia.PEXELS/COTTONBRO Keintiman sangat penting untuk pernikahan yang sehat dan menjadi bagian dari tips pernikahan yang bahagia.
Bisa dikatakan, hubungan 'bebas' ini menghadirkan ketidakpastian yang tinggi dan ekspektasi yang saling bertentangan.

Penelitian yang sama membuktikan, wanita lebih cenderung berharap bahwa hubungannya menjadi romantis atau kembali ke persahabatan biasa.

Namun pria lebih cenderung berharap bahwa hubungannya tetap sama karena masih amat menikmatinya.

Baca juga: 5 Kesalahan yang Bisa Merusak Kepuasan dalam Hubungan Asmara

Konsep FWB seharusnya dijalani oleh dua orang yang terang-terangan membahas aturan hubungannya tapi jarang dilakukan sehingga merusak kualitas relasi tersebut.

Selain itu, jenis hubungan tanpa aturan ini juga tidak cocok untuk semua orang atau semua periode kehidupan kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com