KOMPAS.com - Selama masa kehamilan, seorang ibu disarankan untuk menjaga kandungannya dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang bernutrisi.
Hal itu pula yang membuat ibu hamil harus memilah mana asupan yang baik maupun buruk bagi kesehatan kandungannya.
Ada pun kopi menjadi salah satu minuman yang hingga kini masih menjadi perdebatan apakah boleh dikonsumsi ibu hamil atau tidak.
Namun, sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa menikmati sedikit kopi ternyata tidak berbahaya bagi ibu hamil.
Baca juga: Terbukti, Manfaat Olahraga Jadi Berlipat pada Ibu Hamil
Dalam studi tersebut, para peneliti menggunakan genetika untuk menganalisis perilaku minum kopi.
Dan, temuan mereka pun menunjukkan bahwa mengonsumsi kopi dalam jumlah yang terbatas selama kehamilan tidak akan meningkatkan risiko keguguran, lahir mati, atau kelahiran prematur.
"Pedoman WHO saat ini mengatakan, wanita hamil harus minum kurang dari 300 mg kafein atau 2-3 cangkir kopi per hari."
Demikian kata Gunn-Helen Moen dari Institute for Molecular Bioscience di University of Queensland.
"Tapi itu berdasarkan studi observasional, di mana sulit untuk memisahkan minum kopi dari faktor risiko lain seperti merokok, alkohol, atau pola makan yang buruk."
"Jadi, kami ingin mengetahui apakah kopi saja benar-benar dapat meningkatkan risiko hasil kehamilan yang merugikan, dan penelitian menunjukkan ini bukan masalahnya," sambung dia.
Menurut Daniel Hwang dari Institute for Molecular Bioscience, perilaku minum kopi sebagian disebabkan oleh genetika dengan serangkaian varian genetik tertentu yang memengaruhi seberapa banyak kopi yang diminum.
Baca juga: 7 Gerakan Prenatal Yoga, Cocok untuk Ibu Hamil
"Kami menemukan bahwa varian genetik ini tidak hanya memengaruhi konsumsi kopi pada populasi umum tetapi juga pada wanita hamil," terangnya.
Untuk studi di International Journal of Epidemiology, para peneliti menggunakan metode yang disebut pengacakan Mendelian.
Metode ini menggunakan delapan varian genetik yang memprediksi perilaku minum kopi ibu hamil dan memeriksa apakah varian ini juga terkait dengan hasil kelahiran.
"Karena kami tidak dapat meminta wanita untuk minum kopi dalam jumlah yang ditentukan selama kehamilan mereka, kami menggunakan analisis genetik untuk meniru uji coba kontrol secara acak," kata Hwang.