Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tips Menerapkan Pola Makan Plant Based Tanpa Menguras Kantong

Kompas.com - 26/06/2022, 10:34 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pola makan plant based tengah digandrungi seiring berkembangnya gaya hidup sehat di masyarakat.

Tapi sayangnya, masih ada yang menganggap pola makan plant based itu identik dengan harga yang mahal.

Pandangan yang seperti itu lantas menjadi tantangan tersendiri bagi segelintir orang untuk menunda kebiasaan baik dengan mengonsumsi sumber pangan berbasis nabati.

Baca juga: Cerita Sigi Wimala yang Mulai Beralih ke Pola Makan Plant Based

"Kita tahu bahwa pola makan plant based apalagi bahan organik pasti harganya dua kali lipatnya dari daging."

"Tapi saya rasa itu akan sebanding dengan manfaatnya."

Demikian kata Helga Angelina, CEO & Co Founder Burgreens & Green Rebel dalam media gathering Fore X Green Rebel "The Meatless Deli" di Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Meski harga menu plant based yang mahal itu bisa dikatakan relatif, namun Helga mengakui adanya perbedaan harga itu karena perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan bahan di pasaran belum seimbang dari segi industrinya.

Dapat kita lihat misalnya pada sistem bisnis protein hewani yang ekosistem bisnisnya sudah berjalan sangat lama.

Sehingga antara permintaan konsumen dan ketersediaan stok di pasaran sistemnya sudah digodog matang-matang.

"Dulu orang-orang baru kenal daging juga harganya mahal kok."

"Sedangkan karena bisnis ini sudah lama berjalan, maka proses antara permintaan dan ketersediaan bahan pangan itu menjadi lebih efisien," lanjutnya.

Begitu pula jika melihat berbagai akses para peternak yang cukup mudah dalam memenuhi kebutuhan pakan yang harganya juga bisa dikatakan terjangkau. 

Hal tersebut tentu berpengaruh pada bisnis protein hewani yang membuat harganya tidak lebih mahal dari menu plant based

Sementara faktanya pada bisnis industri plant based, lini bisnis ini baru saja dikenal masyarakat begitu pula para pebisnis lainnya.

Kondisi pertumbuhan antara permintaan dan proses produksinya masih penuh dengan keterbatasan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com