Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Kalap Check Out Keranjang Belanja Online? Awas Compulsive Shopping Disorder

Kompas.com - 29/06/2022, 16:17 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Tren belanja online kerapkali membuat banyak orang kecanduan, tanpa disadari.

Kita tak sabar untuk segera check out belanjaan ketika hari gajian tiba tanpa mempertimbangkan kebutuhan lainnya.

Godaan diskon, potongan harga dan promo lainnya juga sulit dihindari sehingga kita terus berbelanja seakan tak pernah puas.

Perilaku tersebut mungkin saja merupakan tanda kita mengidap gangguan psikologis Compulsive Shopping Disorder (CSD) alias kecanduan belanja.

Baca juga: 4 Tips Belanja Online Tanpa Takut Tertipu Barang Palsu

Kondisi ini membuat kita keasyikan membeli produk dan membelanjakan uang tanpa terkontrol.

Gangguan belanja kompulsif ini dikategorikan sebagai jenis kecanduan karena adanya perilaku berulang.

Gejala Compulsive Shopping Disorder (CSD) yang sering diabaikan

Makalah tahun 2021 yang diterbitkan di Journal of Behavioral Addictions mengatakan gejala Compulsive Shopping Disorder (CSD) termasuk pikiran dan perilaku terkait belanja disfungsional yang berulang atau terus-menerus.

Keluhan lain yang serupa termasuk:

  • Dorongan tak tertahankan untuk belanja
  • Menghabiskan lebih banyak waktu dan uang untuk berbelanja daripada yang direncanakan
  • Membeli produk tertentu tapi tidak menggunakannya
  • Berbelanja untuk memperbaiki mood termasuk menghilangkan rasa bosan atau sedih
  • Mengalami konsekuensi negatif atas perilaku belanjanya seperti hutang yang menumpuk, rasa bersalah, malu dan masalah pada hubungan pribadi
  • Suasana hati yang negatif dan munculnya gejala kognitif ketika berusaha menahan diri untuk tidak belanja

Baca juga: Kecanduan Belanja Online, Bisa Jadi Tanda Gangguan Mental

Dikutip dari Psychology Today, angka prevelensi gangguan kompulsif ini pada orang dewasa di Amerika Serikat berkisar 2-8 persen.

Sekitar 80-94 persen penderitanya merupakan wanita yang bermula di akhir usia remaja atau dewasa awal.

Ini dipercaya berkaitan dengan kondisi ketika seseorang sudah mulai menghasilkan uang sendiri.

Perilaku Compulsive Shopping Disorder (CSD) ini bisa bersifat episodik atau kronis, tergantung gejala dan intensitasnya.

Baca juga: Seorang Balita Tak Sengaja Belanja Online Pesan Barang Rp 28 Juta

Dipengaruhi masa kecil yang sulit

Belanja online Andrea Piacquadio Belanja online
Faktor risiko yang amat berpengaruh pada perilaku belanja kompulsif adalah kesulitan di masa anak-anak, termasuk memiliki orangtua yang kasar secara fisik, lalai secara emosional, dan kurang perhatian.

Riwayat keluarga yang memiliki status keuangan tidak stabil dan terpaku pada kemewahan juga bisa memengaruhi.

Dalam lingkungan keluarga yang disfungsional, kepemilikan, yang didapatkan dari berbelanja, seringkali dianggap sarana meringankan penderitaan, meningkatkan harga diri, atau memulihkan status sosial yang hilang.

Baca juga: Simak Tips Penting agar Terhindar dari Penipuan saat Berbelanja Online

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com