Oleh: Alifia Riski Monika dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Perkembangan skincare yang kian hari kian banyak macamnya, membuat sebagian orang tertarik untuk mencoba tiap ada produk baru yang diluncurkan.
Namun, sebagian orang justru memilih untuk menghentikan pemakaian skincare sementara waktu. Kira-kira apa alasannya?
Puasa skincare atau skin fasting memang akhir-akhir ini juga ramai dibicarakan. Skin fasting merupakan sebuah metode untuk mengurangi jumlah produk dan perawatan yang digunakan untuk wajah dalam waktu tertentu.
Lalu, muncul pertanyaan apakah semua kondisi kulit bisa menjalani puasa skincare? Dr. Dian Pratiwi akan menjawabnya bersama informasi menarik lainnya lewat siniar Semua Bisa Cantik bertajuk “Puasa Skincare dan Fungsinya untuk Kulit”.
Melakukan puasa skincare berarti kita membiarkan kulit bernapas sejenak. Mengutip Bustle, sebagian orang percaya kulit memiliki kemampuan untuk regenerasi sendiri selama kita memberi kesempatan.
Setidaknya kita perlu memberi kulit waktu istirahat dari berbagai produk perawatan, agar kulit berkesempatan untuk menyelesaikan permasalahannya dari dalam. Skin fasting dinilai dapat meminimalisasi dampak buruk dari produk.
Baca juga: Bagaimana Cara Menjadi Diri Sendiri?
Sederhananya, puasa skincare adalah menghapus pelembab harian dalam rutinitas skincare kita. Tujuannya adalah untuk mempercepat perawatan kulit dan bahan-bahannya, dengan membiarkan kulit beristirahat.
Dengan membiarkan kulit memperbaiki dan meremajakan diri dengan sendirinya, beberapa orang mengklaim bahwa kulit mampu melembabkan bahkan mengelupas sendiri.
dr. Dian mengatakan, kondisi yang tepat untuk melakukan skin fasting adalah orang yang memiliki kulit sensitif. Hal tersebut untuk mengurangi bahan aktif yang bisa memicu inflamasi.
Metode ini juga bisa digunakan ketika kita tidak cocok dengan suatu produk, yang malah menimbulkan kemerahan atau break out.
Tidak semua orang cocok melakukan skin fasting. Selain itu, jika ingin melakukannya, maka kita harus tahu kondisi kulit yang sedang dihadapi.
Banyak ahli di bidang ini menyarankan agar kulit tidak berpuasa, tetapi lebih ke ‘diet’ skincare. Hal tersebut dapat membantu kita mengevaluasi kembali langkah-langkah dalam rutinitas perawatan kulit.
Dr. Bowe, dalam wawancaranya bersama ELLE, menganjurkan agar kita melakukan diet perawatan kulit hanya pada produk yang dibutuhkan saja. Gunakan produk yang saling melengkapi, daripada fungsinya tumpang tindih.
Melansir Healthline, seseorang yang sudah mencoba melakukan puasa skincare selama seminggu berpikir bahwa dirinya tidak berekspektasi akan mendapat manfaat dari detoksifikasi. Justru, ia bisa mengurangi rutinitas skincare dan menghapus beberapa produk yang tidak perlu.
Baca juga: Memaknai Definisi Cantik yang Sebenarnya