Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Wajib Tahu, Bahaya Rokok Elektrik yang Mengintai Anak

Kompas.com - 18/07/2022, 10:29 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orangtua sebaiknya tidak lepas tangan dengan peredaran rokok elektrik atau vape di kalangan anak dan remaja.

Pasalnya rokok elektrik yang disebut-sebut lebih "ramah" ketimbang rokok biasa -tembakau- nyatanya menyimpan bahaya, apalagi jika sudah kecanduan.

Di Indonesia, peluang anak untuk mendapatkan rokok elektrik sebenarnya terbilang mudah.

Karena mereka bisa membelinya di minimarket, e-commerce, atau penjualan tangan ke tangan dengan harga termurah berkisar Rp 100-250 ribu tanpa regulasi usia yang ketat.

Bahaya rokok elektrik

Kemunculan rokok elektrik sebenarnya mampu menekan angka perokok muda selama beberapa tahun terakhir.

Namun, rokok elektrik tidak serta merta melepaskan orang-orang berusia muda dari kebiasaan menghisap produk nikotin dan sejenisnya.

Penggunaan rokok elektrik malah meningkat dan menjadi tren yang digandrungi kelompok usia muda -termasuk anak.

Meningkatnya popularitas rokok elektrik ternyata salah satunya dipengaruhi oleh faktor relasi.

Seperti terungkap dalam survei Annual National Youth Tobacco tahun 2016 terhadap remaja di AS.

Mereka yang menggunakannya mengaku tertular kebiasaan anggota keluarga atau temannya yang menggunakan produk serupa.

Faktor lainnya adalah beragamnya liquid pada rokok elektrik dengan rasa yang menarik.

Survei yang sama juga mendapati fakta populernya rokok elektrik didorong oleh anggapan produk ini tidak terlalu berbahaya ketimbang rokok biasa.

Meski penelitian lanjutan masih dibutuhkan, ahli paru asal Cleveland Clinic, Humberto Choi, MD, meminta rokok elektrik digunakan secara hati-hati.

Rokok elektrik vs rokok biasa

Rokok elektrik dengan rokok biasa punya cara kerja yang berbeda meski cara penggunaannya sama-sama dihisap.

Rokok biasa dapat menyala karena tembakau yang dibakar, sementara rokok elektrik bekerja dengan memanaskan nikotin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com