Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diungkap, 5 Alasan yang Bikin Karyawan Resign, Mau Tahu?

Kompas.com - Diperbarui 26/10/2022, 07:37 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Metro

KOMPAS.com - Ada sejumlah alasan yang mendorong karyawan resign atau mengundurkan diri dari pekerjaan.

Alasan yang paling sering terkuak adalah besaran gaji yang tidak sebanding dengan tanggung jawabnya.

Masalah tersebut merupakan faktor klasik yang bisa kita jumpai di banyak tempat kerja sejak lama.

Meski begitu ternyata ada faktor lain yang menyebabkan karyawan mau meninggalkan pekerjaan yang sudah digeluti. Kira-kira apa saja, ya?

Baca juga: Bukan Gaji, Ini 7 Alasan Utama Seseorang Resign dari Pekerjaannya

1. Peluang pengembangan karier kurang

Motivasi dan moral karyawan dapat terpukul apabila tidak ada pekerjaan yang bisa digarap oleh mereka.

Maka dari itu, karyawan bisa saja memutuskan resign karena tidak ada lagi ruang untuk berkembang pada pekerjaannya saat ini.

Alasan lain yang mendorong karyawan resign adalah peluang untuk mempelajari keterampilan baru juga berkurang.

Hal itu dapat berdampak negatif pada tingkat kesejahteraan karyawan di tempat kerja.

Menurut Kepala Kesehatan dan Kesejahteraan karyawan dari asuransi kesehatan BUPA, Rachel Murray, atasan harus melatih dan mengembangkan keahlian tim kerjanya.

Mereka juga disarankan Murray membangun kekuatan masing-masing karyawan supaya mendapati potensinya.

"Mendorong tim untuk mengembangkan keterampilan (dapat) mendukung kesejahteraan karyawan, menghasilkan tim yang terlibat dan termotivasi," katanya.

2. Apresiasi

Selain uang, salah satu faktor yang mendorong karyawan ingin segera mengemasi koper lebih awal dari tempat kerjanya karena alasan apresiasi.

Baca juga: Ternyata, 3 Faktor Ini Bikin Pekerja Resign dari Perusahaan, Apa Saja?

Pasalnya apresiasi yang rendah dapat menyebabkan karyawan tidak diakui kerja kerasnya meski sudah bekerja.

Untuk masalah yang satu ini, apresiasi kepada karyawan dapat diberikan melalui beberapa cara.

Misalnya dengan memberikan insentif keuangan atau akses ke layanan kesehatan dan kesejahteraan.

Halaman:
Sumber Metro


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com