Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empty Sella Syndrome Tergolong Penyakit Langka, Apakah Bisa Dicegah?

Kompas.com - 27/07/2022, 14:59 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Istilah empty sella syndrome (ESS) menyeruak setelah Ruben Onsu mengaku menderita penyakit ini.

Sebelumnya, tak banyak yang mengetahu nama penyakit tersebut, gejala maupun keluhan yang biasa dirasakan penderitanya.

Maklum saja, empty sella syndrome memang tergolong sebagai penyakit langka di dunia kesehatan.

Baca juga: Mengenal Empty Sella Syndrome, Penyakit yang Diderita Ruben Onsu

Empty sella syndrome, penyakit langka yang belum diketahui penyebabnya

Empty sella syndrome terjadi ketika kita memiliki sella tursika, struktur tulang di mana kelenjar pituitari berada di dasar otak, yang membesar.

Ada dua jenis ESS yakni primer dan sekunder, yakni:

  • ESS primer: Lebih sering terjadi pada wanita yang mengalami obesitas dan memiliki tekanan darah tinggi. Jenis penyakit ini dikaitkan dengan penumpukan cairan di otak.
  • ESS sekunder: Jenis ini disebabkan kelenjar pituitari yang mengecil karena perubahan genetik (mutasi), cedera, terapi radiasi, atau pembedahan.

Sejauh ini, pakar kesehatan belum memahami penyebab penyakit ini, khususnya ESS primer.

Selain itu, empty sella syndrome termasuk dalam penyakit langka sehingga tidak diketahui banyak orang.

Kebanyakan penderitanya tidak memiliki gejala terkait namun gejalanya kerap disalahartikan sebagai kekhawatiran tentang kekurangan hormon.

Gejala empty sella syndrome dapat bervariasi dari satu orang ke orang lain dan tergantung pada penyebab yang mendasarinya.

Seringkali, penyakit ini berhasil didiagnosis secara kebetulan pada pemeriksaan CT atau MRI yang dilakukan untuk kebutuhan lain.

Baca juga: Kelenjar Getah Bening di Leher Bengkak? Ini 5 Obat Alaminya!

Gejala paling umum yang kemungkinan terkait dengan empty sella syndrome adalah sakit kepala kronis.

Namun belum diketahui ini keluhan sakit kepala ini merupakan gejala yang sesungguhnya atau sekedar kebetulan belaka.

Pasalnya, kebanyakan penderitanya memiliki riwayat tekanan darah tinggi (hipertensi) yang juga memicu sakit kepala

Apakah empty sella syndrome bisa dicegah?

Ilustrasi sakit kepala berdenyut, cara menghilangkan sakit kepala berdenyut-denyut, penyebab sakit kepala berdenyut-denyut. Shutterstock/fizkes Ilustrasi sakit kepala berdenyut, cara menghilangkan sakit kepala berdenyut-denyut, penyebab sakit kepala berdenyut-denyut.
Pakar dunia kesehatan tidak yakin apa yang menjadi penyebab empty sella syndrome sehingga sulit melakukan pencegahan.

Namun penyakit ini terjadi sekitar empat kali lebih banyak pada wanita dibandingkan pria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com