Pasien Cuci Darah Rentan Tertular Hepatitis C

KOMPAS.com - Dunia memperingati tanggal 28 Juli sebagai Hari Hepatitis untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit ini, termasuk kepedulian terhadap akses pengobatan dan pencegahannya.

Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus. Diperkirakan 1.5 juta orang di dunia meninggal setiap tahunnya akibat virus hepatitis B dan C. Hepatitis C menjadi sorotan karena risiko penularannya yang tinggi di Indonesia.

Penyakit ini dapat menular melalui darah dan biasanya muncul sebagai kondisi jangka panjang. Selain itu jalur kontak hepatitis C juga terjadi melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani atau cairan vagina. 

Pasien yang menjalani terapi cuci darah (hemodialisis) memiliki risiko tinggi untuk tertular virus hepatitis C.

Baca juga: Yang Terjadi Pada Sistem Kekebalan Tubuh Saat Terserang Hepatitis C

Risiko tersebut makin meningkat seiring dengan lamanya waktu pasien menjalani hemodialisis. Bahkan pasien tersebut memiliki kecenderungan menularakan virus hepatitis C ke pasien hemodialisis lainnya.

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan komitmen untuk mengeliminasi hepatitis C di tahun 2030.

Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi hepatitis C bagi pasien hemodialisis yang bisa dilakukan antara lain menjalani prosedur pengendalian infeksi meliputi perilaku higienis, menjaga kebersihan tangan, keamanan injeksi, dan pembersihan lingkungan.

Saat ini di Indonesia juga telah tersedia terapi anti-virus hepatitis C golongan direct acting antivirus (DAA) yang telah terbukti secara klinis mencapai respon kesembuhan lebih dari 95 persen.

Akses terhadap pengobatan yang tepat dapat menjadi salah satu kunci pengendalian penyakit ini.

Baca juga: Mengenal Prosedur Cuci Darah untuk Pasien Gagal Ginjal