KOMPAS.com - World Breastfeeding Week atau Pekan Menyusui Sedunia kali ini mengangkat tema soal pentingnya memberikan dukungan bagi para ibu.
Sejumlah pihak termasuk pemerintah, masyarakat dan lingkungan sekitar diminta memberikan lingkungan yang aman dan nyaman agar ibu bisa memberikan ASI untuk buah hatinya.
Selama ini, masih banyak faktor yang menghalangi proses menyusui yang lebih optimal termasuk berbagai mitos yang menyesat.
Sejumlah hoaks ini masih dipelihara masyarakat sehingga kerapkali memberikan dampak buruk pada proses pemberian ASI.
Baca juga: Pekan Menyusui Sedunia, Ini Caranya Berikan Dukungan pada Pasangan
Dikutip dari laman UNICEF, berikut adalah berbagai mitos soal menyusui yang harus dihilangkan.
Bayi memang lahir dengan refleks untuk mencari payudara ibunya namun bukan berarti ini mudah dilakukan.
Banyak ibu baru memerlukan bantuan agar bisa memposisikan bayinya dengan tepat dan menempel ke payudaranya.
Proses menyusui juga butuh waktu dan latihan sebagai penyesuaian untuk ibu dan bayi.
Puting payudara yang nyeri dan sakit bukan efek samping yang normal ketika menyusui.
Sebaliknya, jika posisi ibu dan bayi saat menyusui benar-benar tepat maka rasa sakit tersebut tidak akan muncul.
Jika merasakan keluhan tersebut, dianjurkan untuk berkonsultasi dengan bidan, dokter atau pakar laktasi untuk mendapatkan solusi terbaik.
Baca juga: Menggunakan Tekstur Puting untuk Menenangkan Bayi
Tidak perlu mencuci puting payudara ibu sebelum menyusui buah hati demi alasan kebersihan.
Saat bayi lahir, mereka sudah familiar dengan aroma tubuh dan suara ibunya sendiri sehingga mencuci puting akan menghilangkannya.
Selain itu, puting payudara juga memiliki 'bakteri baik' yang membantu membangun sistem kekebalan tubuh bayi yang sehat seumur hidup.
Praktik skin to skin bisa diaplikasikan segera setelah bayi dilahirkan demi proses perlekatan berjalan lancar.