KOMPAS.com - Sebagian orang mengalami telapak tangan berkeringat dan hal itu bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kondisi tersebut masih terbilang normal setelah melakukan aktivitas berat, berada di lingkungan yang pengap atau panas atau merasakan kecemasan.
Namun, ketika telapak tangan sering berkeringat ketika tidak sedang beraktivitas, kondisi itu bisa disebut sebagai palmar hyperhidrosis.
Palmar hyperhidrosis adalah kondisi seseorang yang memiliki kelenjar keringat terlalu aktif yang memicu keringat berlebih.
Baca juga: Telapak Tangan Berkeringat, Benarkah Tanda Gangguan Kesehatan?
Gejala yang ditimbulkan akibat palmar hyperhidrosis adalah munculnya keringat berlebih di area telapak tangan.
Kondisi tersebut juga memiliki tingkat keparahan yang ditandai tangan terasa lembap, terasa basah sehingga menimbulkan reaksi yang tidak nyaman.
Penyebab utamanya menurut Healthline adalah disebabkan oleh faktor genetik.
Artinya, jika kita menderita keringat berlebih maka kemungkinan memiliki riwayat keluarga dengan kasus yang sama.
Telapak tangan yang selalu basah biasanya juga tidak menunjukkan masalah serius.
Tapi, beberapa kondisi penyakit tertentu bisa menjadi penyebab kenapa tangan sering berkeringat.
Penyakit diabetes dapat mengganggu sistem hormonal di dalam tubuh, termasuk memicu gangguan hiperhidrosis.
Kondisi ini dapat dikatakan sebagai komplikasi keringat abrnormal yang ditandai dengan gejala keringat berlebih di area tangan, telapak tangan, telapak kaki, wajah hingga dada dan leher.
Pada fase menopause, tubuh perempuan juga mengalami ketidakseimbangan hormonal.
Terlebih di fase awal, maka hal itu dapat dipicu oleh proses adaptasi tubuh seperti kadar estrogen dan progesteron yang berubah.
Hal itu dapat mengganggu sistem termostat internal (pengatur suhu tubuh) sehingga muncul gejala keringat berlebihan di area-area tertentu.
Baca juga: 4 Manfaat Keringat bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?