Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Simak, Inilah Penyebab Disfungsi Ereksi yang Jarang Disadari

Kompas.com - 01/09/2022, 17:48 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemampuan pria untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi berperan penting dalam kehidupan seksual.

Akan tetapi, tidak sedikit pria yang tidak mampu membahagiakan pasangannya di atas ranjang karena disfungsi ereksi (DE).

Ya, disfungsi ereksi memang dikhawatirkan pria karena masalah ini dapat memengaruhi keharmonisan rumah tangga.

Baca juga: Tak Perlu Obat, Ini 6 Cara Alami Atasi Masalah Disfungsi Ereksi

Dokter Urologi Konsultan Andrologi Urologi Eka Hospital, dr. Widi Atmoko, Sp. U (K), menyebut disfungsi ereksi merupakan jenis disfungsi seksual pria terbanyak.

"Prevalensi disfungsi ereksi di Indonesia kurang lebih 45,6 persen dan 50 persen (terjadi pada) pria usia 40-70 tahun."

Demikian penjelasan yang disampaikan dr. Widi dalam Webinar "Olahraga Meningkatkan Disfungsi Ereksi? Masa Sih?" pada Kamis (1/9/2022).

"Prevalensi meningkat seiring usia namun tetap dapat terjadi di usia muda," tambah dr. Widi.

Baca juga: 2 Penyebab Disfungsi Ereksi, Pria Perlu Tahu

Ia mengatakan bahwa disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh dua faktor. Kira-kira, ada apa saja?

Kenapa penis bisa ereksi?

Sebelum mengetahui penyebab disfungsi ereksi, pahami dulu mengapa penis bisa mengeras ketika ereksi.

dr. Widi menjelaskan bahwa penis dapat mengalami ereksi melalui proses yang kompleks.

Pasalnya penis memiliki beberapa pembuluh darah, salah satunya adalah arteri cavernosa yang menjadi sumber aliran darah dari tubuh.

Dalam hal ini, arteri cavernosa dikelilingi oleh corpora cavernosa yang berisikan otot-otot polos.

dr. Widi menerangkan, otot-otot tersebut dapat mengembang ketika arteri cavernosa mengembang.

"Ketika melebar, otot-otot arteri ikutan melebar sehingga pembuluh darah akan terhimpit," katanya.

"Ketika terhimpit di daerah penis ada darah yang terkumpul sehingga dapat mengalami ereksi untuk sekian waktu," sambung dr. Widi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com