Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Kita Detoks Media Sosial demi Menjaga Kesehatan Mental?

Kompas.com - 10/09/2022, 14:56 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain mengatur tingkat stres, kesehatan mental yang baik juga ditentukan oleh cara kita menggunakan media sosial.

Ya, media sosial yang awalnya diciptakan untuk memudahkan orang-orang berjejaring, kini berubah menjadi senjata makan tuan.

Hal tersebut menyebabkan orang-orang merasa stres bahkan mengalami depresi karena pengaruh dan tuntutan dari media sosial.

Karena alasan itulah keputusan untuk mengambil rehat dari dunia maya penting dilakukan supaya kesehatan mental selalu terjaga.

Baca juga: 13 Hal yang Terjadi Saat Puasa Media Sosial

Tapi, kapan sih waktu yang tepat bagi kita untuk berhenti sejenak menggunakan media sosial?

Hubungan media sosial dan kesehatan mental

Sebelum mengetahui kapan waktu yang tepat untuk rehat, pahami dulu kaitan antara media sosial dan kesehatan mental.

Dilansir dari Lifestyle Asia, ada penelitian yang mendapati hubungan antara buruknya kesehatan mental dengan media sosial.

Hal tersebut dikatakan oleh Lektor kepala pada Departemen Psikologi University of Pennsylvania, Melisa Hunt, Ph.D.

Penelitian yang dimaksud Hunt bersumber dari publikasi yang diterbitkan di Journal of Social and Clinical Psychology tahun 2018 yang lalu.

Dalam hal ini ia menyampaikan bahwa mereka yang terlalu sering menggunakan media sosial lebih rentan mengalami depresi.

Tidak menutup kemungkinan juga lamanya intensitas menggunakan media sosial menyebabkan kecemasan, kesepian, takut kehilangan, dan lainnya.

Baca juga: Kenapa Detoks Digital itu Penting?

Bahaya media sosial

Seperti yang sudah dikatakan bahwa media sosial pada awalnya diciptakan untuk mempermudah orang-orang berjejaring.

Lektor Psikologi asal University of Washington, Lucía Magis-Weinberg, MD, PhD, mengatakan bahwa media sosial bisa berbahaya jika penggunanya terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain.

Di samping itu media sosial akan berbahaya ketika penggunanya punya kebutuhan mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain.

Kemungkinan yang dikatakan Magis-Weinberg dapat terjadi ketika pengguna media sosial mengukur jumlah likes, postingan viral, dan kunjungan profil.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com